Kumpulan cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks

Monday 19 November 2007

Uuhhh...

Dalam menjalani kehidupan, khususnya menikmati kehidupan seks kami,
tidak berarti selalu dan setiap saat kami melakukan hal hal tersebut,
paling juga beberapa bulan sekali, memang pernah cukup sering dalam
waktu yang pendek, namun akhirnya terbentuk dengan sendirinya suatu
'pola' waktu yang kami sendiri tidak pernah rencanakan.

"Ma.." kataku pada suatu hari dikala kami sedang santai, istriku sedang
asyik dengan kegemarannya merajut.
"Hmm.. Ada apa Mas?" jawab istriku yang selalu mendehem kalau menjawab
dikala sedang melakukan sesuatu.
"Sudah lama juga ya.. Kita nggak main-main lagi" kataku.
"Main-main apaan..?" tanya istriku entah pura pura atau memang tidak
menangkap maksudku.
"Ya itu.. Main.. Main.. Dengan batang-batang dan biji-biji yang lain.."
jawabku.
"Ah.. Kupikir apaan.." istriku Fifi menjawab tanpa melepaskan
perhatiannya dari rajutan yang sedang dikerjakannya, tangannya sangat
lincah bergerak dengan alat dan benang yang terjuntai.

"Gimana.. Mama mau..?" tanyaku lagi dengan nada berharap.
"Emang apa sih.. Yang ada dipikiran Mas..?" tanya istriku namun kali ini
dengan perhatian yang agak lebih.
"Mm.. Kalau Mama inginnya apa..?" tanyaku memancing.
"Gimana sih.. Ditanya kok balik nanya..?" istriku menjawab lagi.
"Iya.. Kan sudah macam.. macam yang kita coba.. Kalau Mama sekarang
pinginnya gimana.. Gitu.." tanyaku lagi tanpa memperdulikan pertanyaannya.
"Nggak.. Mas dulu yang menjawab.." jawabnya sambil meletakan rajutannya
dan memberikan perhatian penuh pada pembicaraan kami.
"Ok.. Deh.. Gini.. Kalau Mas baca dimana mana.. kan katanya wanita akan
sangat nikmat kalau lawannya punya kemaluan yang besar.. Semakin besar
semakin asyiik.. Nah.. Mama mau coba yang benar benar besar.." aku
berkata menjawab pertanyaannya.
"Lho.. kan.. yang lain.. juga cukup besar.. Malah siapa ya.. waktu itu
yang kita ajak.. Punyanya lebih besar dari Mas.." kata istriku lagi, dan
gerakan matanya serta lidahnya yang mulai menjilat bibir merahnya
menunjukan minatnya (aku terlalu kenal sih).

"Iya.. Tapi maksud Mas Mama ingin coba yang super nggak..?" tanyaku lagi
mendesak.
"Emangnya siapa sih dan ukurannya kayak apa.., kalau Mas mau.. Siapa
takut..?" Fifi menjawab sambil menjebikan bibirnya ke arahku.
"Ok.. Mas atur ya..? Malam.. Minggu besok ya..?" aku senang sekali
karena salah satu fantasiku bisa dipenuhi.

Awalnya adalah saat aku fitness, salah satu kenalan yang kukenal di
fitness center itu, Joko, kebetulan bersamaan waktunya shower denganku,
dan seperti umumnya, cuek saja kami telanjang.. Semua laki-laki kok,
karena locker dan kamar mandinya terpisah untuk pria dan wanita, dan
milik Joko sungguh membuatku terbelalak, dalam keadaan tidak ereksi saja
terlihat sangat.. sangat besar, panjang menjuntai dengan diameter yang
juga mengagumkan dan langsung terbayang.. Masuk nggak ya ke vagina
istriku..?

Aku mengenal Joko sudah 4 tahun, seminggu 3X kami fitness namun biasanya
waktu kami selesai tidak sama, aku yang datang duluan selalu pulang
sebelum Joko selesai berolah raga, dan dengan posturnya tinggi sekitar
180, tidak gemuk, atletis dan berkulit putih, wajahnya tidak terlalu
ganteng namun terlihat bahwa ia sangat berkelas, penampilannya jauh di
bawah umurnya yang sudah 45-an, masih tampak seperti eks mud (eksekutif
muda) dan kini.. kemaluannya ternyata juga tampak sangat perkasa.

Sesungguhnya tanpa sepengetahuan istriku aku sudah melobby Joko dan
setelah mendengar ceritaku, ia mau untuk berpartisipasi, apalagi setelah
ia melihat foto Fifi istriku yang sengaja kubawa, dan sebagai tanda
kepercayaan ia juga telah mengenalkanku pada istrinya yang ternyata
sangat gemuk dan tidak menarik.. (menurutku).

Lagu instrumental dari Blues yang kujadikan ring tones HP ku berbunyi
dan ternyata dari Adri yang menyatakan kesanggupannya untuk datang
meramaikan acara yang kususun, Adri adalah salah satu eksekutif bank
yang kukenal lama, bahkan keluarganya juga akrab dengan kami, dan kini
ia juga kuundang untuk ikutan.

"Joko.." tangan kawan fitnessku itu menggenggam erat tangan halus
istriku dan matanya tak menyembunyikan kekaguman atas kecantikan
istriku, demikian juga Adri yang walau sudah pernah bertemu sebelumnya
namun selalu mengagumi kecantikan Fifi istriku, itulah sebabnya ia saat
ini kuundang untuk 'ikutan' pesta kami.

Kami lalu duduk santai di sofa di service aparteman yang telah
kusiapkan, dan seperti biasa kekakuan lama-lama mulai mencair dan
akhirnya setelah minum, ngobrol dan gurauan mulai mengalir lancar kami
lalu memutar musik lembut, menemaramkan lampu, dan acara berikut adalah
berdansa.

Karena Fifi satu satunya wanita, maka kami ganti berganti berdansa
dengannya, dan aku yang mendapat giliran terakhir. Giliran pertama
adalah Adri dengan Fifi, mereka berdansa mengikuti alunan musik dan
berpelukan, kulihat tangan Adri meremas remas pantat istriku sementara
tubuh mereka berpelukan erat, namun aku tahu kalau istriku belum 'panas'
dia memeluk erat, menepelkan pipinya di pipi Adri, membiarkan tangan
Adri meremas bongkahan pantanya yang dibungkus rok pendek ketat itu.

Lagu habis dan Joko maju menggantikan Adri, ketika mereka berpelukan
kulihat istriku agak tersentak, pasti kaget 'terganjal' sesuatu di
perutnya, karena mungkin akibat pengaruh minuman, lampu, suasana serta
musik dan dansa sebelumnya, mereka berdansa lebih mesra dan ketika musik
mencapai setengahnya, bibir istriku sudah beradu dengan bibir Joko, dan
ketika jarak mereka agak merenggang kulihat tangan istriku sudah didalam
celana Joko yang retsletingnya entah kapan sudah turun dan dari situ
tangan istriku menerobos masuk.

Lagu berganti namun mereka sudah dalam suasana yang 'tak terkendalikan',
rok pendek yang dipakai Fifi sudah terangkat ke atas, dan tangan Joko
berada dibalik celana dalam yang dikenakan, mereka saling berciuman
dengan bernafsu dan melihat itu aku lalu mengambil inisiatif, kudekati
mereka, kusentuh Fifi yang lalu merenggangkan diri dari Joko dan dengan
memberi tanda pada Adri yang masih agak bengong, aku menuntun istriku
dan Joko kugamit dan melangkahlah kami kekamar utama.

Aku lalu memeluk istriku, menciumnya dan mulai melepaskan pakaian yang
dikenakannya, Fifi juga melakukan hal yang sama padaku, dan kuberi tanda
kedua lelaki yang lain untuk juga melepaskan pakaian mereka dan sekejap
saja kami berempat sudah telanjang bulat.

Ketika istriku melihat kemaluan Joko yang sudah ereksi, tangannya
menutup mulutnya yang hampir terpekik, matanya melihat kearahku sekilas
dengan banyak makna dan aku yakin walau tadi sudah sempat meraba saat
berdansa tadi namun masih belum menyadari betapa dahsyat ukuran kemaluan
laki-laki itu, sementara Adri juga melihat dengan kagum dan (mungkin)
sedikit iri, karena kemaluannya masih sedikit dibawahku.

Istriku lau menarik tangan Joko yang tengah didorong rebah di ranjang,
lalu dengan posisi menungging mulai menciumi, menjilat dan memainkan
kemaluan Joko.

Sangat sibuk ia menjilat batangnya dari bawah ke atas, balik lagi,
menjilati biji pelirnya, lidahnya juga terus kebawah dan menjilati
bagian bawah bijinya dan kulihat Joko setiap kali tersentak saat lidah
istriku entah sengaja atau tidak menyentuh anusnya, Hanya kepala
kemaluan yang bisa masuk dalam mulut istriku karena besarnya, butuh dua
tangan bagi Fifi istriku untuk memegang seluruh batang kemaluan itu.

Aku yakin panjangnya tak kurang dari 24 cm, dengan lingkar yang sangat
besar seperti botol, dan kepala yang juga besar, dilingkari urat-urat
yang tampak menonjol.

Posisi Fifi yang menungging membuat Adri tak tahan, dan ia lalu
mendekati dari belakang, dan mulai menjilati belahan pantat istriku
terus kebawah.. Dan istriku sempat menengok sebentar melemparkan senyum
manisnya dan kembali menyelomoti kemaluan Joko.

Tidak lama Adri menjilati vagina istriku, mungkin karena posisinya yang
kurang mendukung, maka ia lalu menegakkan badannya dan mengarahkan
kemaluannya ke vagina istriku yang tampak mengerti dan 'menyambut'
kemaluan Adri memasukinya. Adri tampak asyik bergerak maju mundur
sementara tangannya memeluk dari belakang meremas payudara istriku yang
tampak tak melepaskan konsentrasinya dari 'mainan' dimulutnya itu.

"Ss.. Zz.. Aahh.." Dengan satu erangan keras Adri menyentak dan
membenamkan kemaluannya sedalam mungkin ketika menumpahkan air maninya
dalam vagina istriku, diam sebentar lalu menjatuhkan diri diranjang
dengan kemaluan yang mulai mengerut.

Fifi berhenti sebentar dari kesibukannya menjilati kemaluan Joko,
membalikkan badannya dan menciumi Adri, menjilati lehernya, dada, perut
dan terakhir memasukkan kemaluan yang masih basah namun sudah mengerut
itu dalam mulutnya, dan menjilatinya hingga 'bersih'..

Karena kemaluan Adri masih tetap belum bangun lagi ia lalu menengok ke
arahku dan aku yang mengerti keinginannya menganggukkan kepala, ia lalu
'merayap' lagi ke arah Joko, untuk kemudian berjongkok diatasnya dan
mengarahkan 'raksasa' itu ke vaginanya.

Kini Adri terbangun dan dari dekat menyaksikan, demikian juga diriku
menyaksikan dengan seksama bagaimana istriku mengarahkan kemaluan Joko
yang luar biasa itu ke vaginanya yang masih tampak basah kuyup oleh air
mani Adri. Walau sangat basah namun tampak masih sulit bagi istriku
memasukkan kemaluan itu menerobos vaginanya, dan cukup lama dengan
menekankan pantatnya ke bawah kemaluan itu perlahan masuk diiringi suara
istriku yang mendesis keras seperti orang kepedasan.

"Aahh.. Ss.. Uuuhh.. Uhh.." dan bless kepala kemaluan itu sudah masuk!!

Istriku berhenti sebentar melihat ke arahku dengan raut wajah yang
tampak sangat bernafsu dan mulai menggerakkan pantatnya perlahan dan
perlahan-lahan kemaluan itu masuk semakin dalam.. semakin.. dalam.. Dan
akhirnya diiringi jeritan istriku.. Kemaluan itu terbenam sampai
kepangkalnya.

Aku sangat terangsang menyaksikan 'perjuangan' istriku memasukkan
kemaluan yang sangat besar itu hampir ejakulasi sendiri saat seluruh
batang kemaluan Joko terbenam masuk.

Kini Fifi mulai bergerak teratur dan tidak lama ia mempercepat gerakannya..

"Aakk.. Kelluuaarr.. Aahh", ia mencapai orgasmenya yang pertama hari
ini, dan ambruk di dada Joko yang tampak berhenti bergerak.

Joko lalu membalikkan posisi tanpa melepaskan kemaluannya dan kini
dengan posisi konvensional ia mulai memompa istriku dengan teratur dan
makin lama makin cepat.. makin.. cepat sementara istriku yang semula
tampak menggigit bibirnya mulai 'kembali' dan bergerak mengimbangi.

Terlihat jelas bagaimana vagina istriku 'terbuka' dengan batang kemaluan
Joko didalamnya dicengkeram oleh bibir vagina itu sesekali batang itu
tertarik keluar setengah dengan lendir yang tampak berkilau dan hampir
bersamaan mereka berteriak.."Akk.. Aahhsstt.." dan dengan bibir
berpagutan keduanya mengejang sementara Joko membenamkan kemaluannya
sedalam mungkin sambil menyemprotkan air maninya dalam rahim Fifi istriku.

Cukup lama mereka terdiam sebelum Joko bergolek kesamping dan dengan
suara 'plop', kemaluan itu terlepas dari vagina istriku yang diikuti
lelehan air mani kental. Aku yang tak tahan lagi segera saja
menggantikan posisi Joko dan Fifi yang mengerti merangkulku lalu
kemaluanku pun tertanam dalam vagina istriku yang barusan telah diisi
oleh air mani dua laki-laki.

Siapa bilang kalau vagina baru dipakai itu tidak enak?, dan siapa bilang
kalau kemaluan yang lebih besar pernah masuk vagina itu jadi longgar?.
Aku merasakan suatu kenikmatan yang tiada taranya ketika kemaluanku
memasuki vagina istriku, rasa hangat dari air mani yang sebelumnya telah
mengisinya, dan vagina yang menebal karena gesekan dengan kemaluan
sebelumnya memberi kenikmatan yang bahkan lebih besar lagi.

Dengan saling memeluk aku menggerakkan pantatku berirama dan sebentar
saja aku tahu bahwa aku tak bisa menahan dan dengan melenguh aku
melepaskan air mani dalam vagina istriku, air mani laki-laki ketiga yang
mengisi vagina istriku yang cantik.

"Mas.. Aduh.. Perih banget.." kata istriku ketika aku mengantarnya
kekamar mandi mencuci vaginanya.
"Gimana rasanya..?" tanyaku ingin tahu.
"Uh.. Kegedean.." jawab istriku sambil menyabuni tubuhnya.
"Enak nggak.."tanyaku lagi.
"Kalau kegedean gitu.. Gimana ya.. Waktu masuk perihnya luar biasa terus
bukan mentok lagi ke mulut rahim tapi nabrak.. Jadi kayaknya sih.. Aku
lebih suka yang besar tapi jangan terlalu over gitu, .. Cuma nggak apa
apa sih.. Mas jangan kuatir aku akan membuat mereka puas kok.. Ini kan..
Part of the experience" istriku menjawab dan mengeringkan tubuhnya.

Kami lalu berkumpul di ranjang setelah semua membersihkan diri dan minum
membasahi tenggorokan yang kering. Permainan berikut mulai lagi, kali
ini istriku yang telentang sementara Joko menjilati dan menghisap
payudara kirinya, Adri yang kanan dan aku menjilati kemaluannya.

Posisi ini tidak lama karena kami bergerak bergantian dan kini Adri yang
menjilati kemaluan istriku, lalu giliran Joko dan kemudian dengan tanda
dari istriku Adri berjongkok diatasnya, mengarahkan kemaluannya ke mulut
istriku yang menerimanya dengan lahap, dan dengan tangan bertumpu pada
tembok Adri menggerakan kemaluannya maju mundur dengan cepat dalam mulut
istriku yang tangannya tidak tinggal diam memainkan biji pelir yang
menggantung itu.

Tidak sampai 10 menit Adri mempercepat gerakannya dan "Aahh.. Ss" ia
menyemburkan air maninya di dalam mulut istriku yang tanpa berpikir
langsung menelan dan tidak berhenti menghisapnya dan kembali dengan
lenguhan puas ia tergolek lemas.

Kini giliran Joko yang diminta telentang dan istriku mulai lagi dengan
permainan mulutnya di kemaluan besar yang juga sudah bangun tegak lagi
itu. Perlu waktu lebih lama bagi Joko untuk mengeluarkan air maninya dan
karena besarnya ukuran kemaluan itu maka hanya lubang pada kepala
kemaluan itu yang di cucup oleh istriku ketika Joko mengeluarkan air
maninya sementara tangannya membantu dengan mengocoknya dan saking
banyaknya walau sudah diusahakan untuk ditelan semua namun tetap ada
yang menetes di sela-sela bibir istriku.

Permainan masih berlanjut, kembali Joko memasuki vagina istriku, diikuti
Adri dan berakhir ketika istriku yang sudah kelelahan menelan air maniku.

Selama 4 hari aku harus 'puasa' menunggu rasa perih akibat besarnya
kemaluan Joko lenyap dari vagina istriku dan walau kedua kawanku itu tak
habisnya memuji istriku namun aku tidak memberi kesempatan lagi
khususnya pada Joko, karena istriku tidak mau lagi.. Besar.. boleh..
Tapi.. Jangan terlalu besar itu pesannya..
cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks, cerita panas, koleksi cerita seks, cerita seru, cerita lucah, indonesia cerita dewasa, cerita sedap, cerita perkosaan, cerita sex melayu, cerita seks melayu, cerita porn, cerita lucu, cerita cerita tentang seks, cerita seks malaysia, koleksi cerita lucah, cerita melayu, cerita cipap, cerita pantat, kumpulan cerita seks melayu, cerita 17 tahun, 17 tahun, 17 tahun gadis telanjang, gadis 17 tahun