Kumpulan cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks

Monday 19 November 2007

Tugas Kenikmatan

Halo, perkenalkan namaku Dana usia 27 tahun berasal dari Sumatra Utara.
Aku sudah berkeluarga dengan 1 anak yang masih berusia 3 tahun. Aku dan
R suamiku hidup sangat romantis dan sebenarnya keharmonisan kami sudah
terbentuk sejak kami masih berteman (R adalah rekan kerja satu kantor
sampai sekarang) yang seiring berjalannya waktu kamipun berpacaran.

Ternyata keasikan pertemanan kami setelah memasuki masa pacaran tidak
mengalami perubahan malah semakin kompak karena untuk pulang kerumah aku
tidak perlu kuatir jam berapapun karena R dengan setia siap mengantarku
pulang atau kalau aku yang lembur maka R akan pulang duluan lalu kembali
ke kantor untuk menjemput. Maklumlah sekalipun posisiku dikantor masih
tergolong pegawai biasa tetapi kesibukan seolah tidak pernah berhenti
dan aku sangat menikmati pekerjaan itu.

Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing
yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku
harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang
pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan. Akupun
jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat "melunakkan"
hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura
genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat
selesai dengan mudah. Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat
memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku.
Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit
hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi
gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome
sex.

Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya
kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai
ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi. Aku
sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak
dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang
ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku
yaitu Heru (26) dan Dimas (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang
waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.

Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus
berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan
pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan
senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor
mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama
semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan
semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam. Sedangkan target
selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan. Akupun jadi
gelisah sendiri dan rupanya Heru menangkap gelagat itu dan mencoba
membantuku mencari solusinya.

"Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam
segini aku masih di Tanggerang"
"Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Muti bermalam saja di cottage
dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Dana membawakan
pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya
dia tidak gelisah nungguin," usul Heru
"Boleh juga, usul diterima" sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk
TOSH dengan Heru.

Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta
ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah
makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Heru mengantarku
ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup
menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari
itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut.
Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali.

"Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak"
Rupanya reaksiku ini disambut oleh Heru, "kalau begitu bagaimana kalau
kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Dimas enggak perlu
repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung
kamarnya dua.. gimana Mbak?"
"Boleh saja," jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku
tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam
satu atap rumah.

Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita
nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi
apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau
dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah
mereka mau berbuat macam-macam.

Tak lama kemudian Dimaspun datang dengan membawa beberapa tumpuk order
dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja
kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di
kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi. Tapi baru kusadar aku
tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan
kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana
sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya
membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..

Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi
dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku
melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di
celana. Beress.. Kan?? Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah
kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku
pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Heru dan Dimas sudah segar
karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama
mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Heru yang mengenakan
kaos singlet sedangkan Dimas bertelanjang dada saja membiarkan dadanya
yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit
berdesir.

"Maaf Mbak Dana aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau
mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah"

Dimas berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku
menatap tajam.

"O ya, tapi sudah dijemur kan?" tanyaku basa basi.
"Sudah sih," jawab Dimas sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.
"Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Dana.. ck, ck, ck.. Di
kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha" ganggu
Heru sambil melirik ke aku dan kulihat Dimas semakin malu.

Rupanya introduksinya Heru tidak berhenti disitu karena akhirnya kami
kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi
diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun
tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML. Dari situ
baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Heru sangat piawai dalam
teknik sex. Heru terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa
teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat
tergila-tergila dengan permainannya.

Lain halnya dengan Dimas yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar
Dimas sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau
ketahuan "adik"nya sudah meronta-ronta. Semula aku bertahan untuk tidak
menceritakan pengalamanku, tapi karena Heru pandai memanfaatkan suasana
akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan
tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk
disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani
menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku
dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Dimas yang berhasil dibuat mengaku
kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena
memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras
mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Dimas.

"Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku,
maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan.
kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir
suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral
selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus
kami"

Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun
sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah
sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.. Aku
bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Heru dan kaki
sebelah berjuntai ke karpet dimana Dimas duduk dilantai sambil menikmati
Heru yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih
disitu dan Dimas memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku
dilapisi kutex transparan.

Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku
merasa melayang apalagi pijitan Heru sudah naik ke arah pahaku dan aku
ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Heru dan Dimas
melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan
lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk
mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru
saja terlepas dari ujung kakiku.

"Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu"

Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing
dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak
dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil
menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka
kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah
memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat
dibuka didepan suamiku. Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena
dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku
dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan
makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap
kemaluanku..


Dan akhirnya Dimas mengalah membiarkan Heru melahap kemaluanku dengan
rakusnya, selanjutnya giliran Dimas yang berbeda dari Heru.. Lebih
lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah,
penasaran mau tahu apa yang sedang Dimas lakukan, kubuka mata dan
kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah
menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan
ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan
kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku..

Setelah puas menggeluti kemaluanku Heru mengambil handuk dan menyeka
kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan
shaver.. Aku tahu apa yang akan Heru lakukan tapi akibat kenikmatan oral
sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi
mengangkang..

"Heru apa yang mau kamu lakukan??"

Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Heru memberi kode kepada Dimas
yang kemudian Dimas menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan
celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Dimas ternyata sudah memuai
sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lembut Dimas menyodorkan Super
Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis
milik Dimas sementara dibawah sana Heru rupanya asik mencukuri
kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika
"pekerjaan" Heru selesai Dimaspun mencabut penisnya dari mulutku.

Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan
sofa dari bulu-buluku Heru memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak
kalah besarnya dari milik Dimas segera melompat dari celana pendeknya..
Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos
tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena
kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh
batang kemaluan Heru sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk
menyambut penis Heru yang besar dan penuh urat..

"Sshh.."

Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu
menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh
suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang
kemaluan Heru sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku..
Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa
sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar
pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Heru..

Selang beberapa lama Heru tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis
masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Heru memberiku
kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup
lama entah sudah berapa kali aku orgasme.. Tak lama kurasakan bokongku
ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Dimas sedang dalam
posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku..
Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah
tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun
ejakulasi dan menumpahkan di wajahku..

Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun
melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin
adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah
mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani
sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka
tetap bekerja.

Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat
aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Heru dan
Dimas ditambah 3 orang temannya yang lain.. Luar biasa.. Benar-benar aku
sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku R.

No comments:

cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks, cerita panas, koleksi cerita seks, cerita seru, cerita lucah, indonesia cerita dewasa, cerita sedap, cerita perkosaan, cerita sex melayu, cerita seks melayu, cerita porn, cerita lucu, cerita cerita tentang seks, cerita seks malaysia, koleksi cerita lucah, cerita melayu, cerita cipap, cerita pantat, kumpulan cerita seks melayu, cerita 17 tahun, 17 tahun, 17 tahun gadis telanjang, gadis 17 tahun