Kumpulan cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks

Monday 19 November 2007

Akibat Tarzan

Hari itu adalah hari Minggu. Aku dan 2 temanku Indah dan Citra berencana
pergi liburan ke puncak, ke villanya Citra. Hari Minggu itu kami pergi
ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah
atau libur. Aku, Indah dan Citra adalah teman baik. Kami sudah berteman
sejak dari SMA. Sebenarnya ada satu orang lagi teman kami yang tak bisa
ikut hari itu, namanya Ratna. Dia tidak bisa ikut karena ada acara
dengan keluarganya.

Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, kami
sering mengadakan acara party sex. Yang tentunya dengan cowok-cowok
keren di kampus kami, ataupun dengan cowok yang baru kami kenal.

Indah adalah temanku yang paling imut. Dengan rambut yng panjang dan
indah. dia sangat menjaga keindahan rambutnya. Hampir tiap minggu dia ke
salon. Kulitnya putih bersih seperti layaknya putri keraton. Namun
dibalik wajah imutnya dia adalah cewek yang pintar memanfaatkan cowok.
Sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Malah tak
jarang dia mau aja diajak om-om yang sudah tua, asal mau dibayar mahal.

Sedangkan Citra adalah temanku yang paling lucu. Dia dikarunai wajah
yang cantik dengan bokong yang padat. Dengan tampang yang rada-rada
indo, ia dengan gampang mendapatkan cowok yang disukainya. Apalagi
ditunjang dengan bodinya yang aduhai, yang selalu mengundang pikiran
kotor cowok-cowok. Tapi di balik wajahnya yang lucu itu, ia adalah cewek
yang hiper sex. Dia sangat suka ML dengan satpam, tukang air, tukang
bangunan dan sopir pribadinya. Pokoknya orang-orang yang pekerja kasar.
Tapi dia tidak terlalu suka pacaran. Dia memilih hidup jomblo. Dengan
jomblo ia bebas mencari cowok untuk diajak naik ranjang.

Sedangkan aku, dikaruniai tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang
bulat montok. Diantara ketiga temanku dadakulah yang paling indah.
Apalagi jika aku sedang menggunakan pakaian ketat atau full press, pasti
membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang. Dan aku sangat senang
jika ada cowok yang mengagumin kemontokan dadaku. Aku senang
membayangkan mereka onani sambil membayangkan aku. Aku juga termasuk
cewek yang senang banget ml. Mungkin gara-gara masih muda (aku masih 20
tahun), libidoku sangat cepat naik. Entah sudah berapa cowok yang pernah
tidur denganku. Entah sudah berapa banyak penis yang pernah masuk ke
vaginaku. Tapi aku menikmatinya tanpa merasa bersalah. Toh masa muda
harus dinikmati. Bukankah begitu?

Pagi itu kami siap-siap pergi ke villanya Citra. Setelah menbawa
perlengkapan kami pergi menggunakan mobilku. Sebelum berangkat aku
sempat bertengkar dengan Citra, gara-gara aku dilarang bawa cowok-cowok
yang sering diajak ke villanya Citra. Begitu juga Indah yang ikut
mendukungku karena pacarnya juga tidak boleh diajak.

"Emangnya kamu ngundang siapa lagi sih Ci, masa si Chevy aja nggak boleh
ikutan?" kata Indah. "Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah
gua kan cewek normal nih" timpalku
"Udahlah, kamu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya
yang kali ini surprise deh! Dijamin kalian puas sampe nggak bisa bangun
lagi deh" aku heran dengan Citra hari itu. Tidak biasanya dia main
rahasian seperti itu.

Tapi masa bodolah. Yang penting aku ingin cepat sampai disana. Supaya
tahu siapa sih cowok yang diundang Citra. Apakah ganteng dan.. Sambil
membayangkan kejutan yang dipersiapkan Citra, tiba-tiba birahiku
langsung naik. Maklumlah sudah 3 minggu aku nggak ml. Aku baru putus
sama cowoku. Waktu pacaran dulu minimal sekali 3 hari kami pasti ml. Aku
dan mantanku sama-sama anak kost. So, gampang aja dia nginap ditempatku
atau aku di tempatnya. Dan biasanya kalau nginap kami pasti 'fly to the
sky'. Untuk mengurangi desakan birahi yang melanda, diam-diam aku
membayangkan ada cowok yang keren dan berbody atletis mendatangiku dan
mengajakku ml. Sambil membayangkannya aku menggesekkan pahaku, sambil
memyetir. Sampai akhirnya aku rasakan basah di bawah tubuhku.

Beberapa jam kemudian kami sampai di villa Citra, Pak Indra penjaga
villa Citra membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada
kami, terutama padaku yang hari itu memakai pakaian seksi berupa sebuah
tank top merah berdada rendah dengan rok mini. Matanya tak
henti-hentinya menatap dada dan pahaku. Tapi aku cuek aja. Aku senang
diperhatikan seperti itu. Malah aku sengaja menurunkan tubuhku pura-pura
mengabil barang dari bagasi. Sambil menunduk kulihat mata Pak Indra
tidak berkedip melihat kearah dadaku yang semakin terbuka karena ku
menunduk. Hampir semua buah dadaku kelihatan gara-gara aku menunduk
terlalu rendah sedangkan leher bajuku juga sangat rendah. Aku dapat
melihat jakunnya yang turun naik dan tojolan di balik celananya. Pasti
habis ini dia onani he..he..

Setelah membereskan barang-barang bawaan Citra menyuruh Pak Indra pergi.
Akhirnya kami makan dan beristirahat sebentar. Sekitar jam 4 sore Citra
membangunkanku dan Indah.

"Eh.. sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk"
ajak Citra pada kami. Dia melepaskan semua bajunya tanpa tersisa dan
berjalan ke arah kolam dengan santainya
"Wei.. gila lo Ci, masa mau berenang nggak pake apa-apa gitu, kalau
keliatan orang gimana?" tegur Indah.
"Iya Ci, lagian kan kalau si tua Imam itu dateng gimana tuh" sambungku
"Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja nggak berani,
tenang aja Pak Indra udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang
nanti" bujuk Citra sambil menarik tanganku.

Karena ditantang Citra akhirnya aku mulai melepas bajuku. Aku buka rok
mini yang membalut pantatku dan segera melepaskan baju tanktop ku.
Akhirnya aku tinggal memakai BH dan CD. Tapi itu tidak berlangsung lama
karena segera kutanggalkan. Mula-mula kulepaskan BH ku yang dari tadi
menutupi dadaku. Segera dadaku seperti ingin melompat keluar gara-gara
BHku yang kekecilan. Aku memamerkan payudaraku pada Citra. Dia
mencibirku. Setelah itu kulepaskan CD ku. Maka tidak ada lagi yang
tersisa ditubuhku kecuali anting di telingaku. Kemudian aku melompat ke
kolam menyusul Citra yang jago berenang.

Indah masih tampak malu-malu melepaskan bajunya. Tapi karena melihat aku
dan Citra yang sudah telanjang, dia akhirnya melepaskan bajunya.
Kulitnya yang putih bersih segera terpampang dihadapan kami. Dia
kemudiam menyusul kami berendam di kolam.

Perlahan-lahan rasa risih kami pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa,
main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya.

Sesudah agak lama bermain di air Citra naik ke atas dan mengelap
tubuhnya yang basah, lalu menggunakan kimono.
"Ci, sekalian ambilin kita minum yah" pintaku.
"Ok, deh!" katanya. Aku kembali berenang kesana kemari. Sedangkan Indah
yang sudah kecapaian memilih untuk tidur-tiduran di kursi panjang di
tepi kolam. Aku tersenyum melihat gayanya yang santai. Sambil tiduran
dia membuka kedua kakinya lebar-lebar, memamerkan vaginanya yang Indah.
Kalau ada orang lain yang melihatnya seperti itu, pasti dia akan
diperkosa habis-habisan.

Tak berapa lama kemudian Citra datang dengan membawa minuman.
"Ver, kamu bisa ke kamar gua sebentar nggak, gua mo minta tolong dikit
nih" pintanya
"Kamu lap badan dulu gih, gua tunggu di dalam kamar" katanya sambil
berlalu kekamar.

Kemudian aku melap badanku yang basah dengan handuk. Kemudian berjalan
ke arah kamar dengan telanjang. Aku tinggalkan Indah yang sudah terlelap
di tepi kolam.

"Kenapa Ci, ada perlu apa emang?" tanyaku.
"Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok" jawabnya dengan menyeringai.
Sebelum aku sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah
memelukku dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap
mulutku agar tidak berteriak. Aku yang terkejut tentu saja
meronta-ronta, namun pemberontakkan itu justru makin membakar nafsu
kedua orang itu.

Kemudian aku sadar bahwa yang memelukku dari belakang adalah Pak Indra,
penjaga villa Citra, dan seorang temanya yang tidak kukenal. Pak Indra
dengan gemas meremas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Temannya
berhasil menangkap kedua pergelangan kakiku. Dibentangkannya kedua
tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan
kemaluanku. Sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vaginaku, dia juga
mengeluar-masukkan jarinya dari vaginaku. Diperlakukan seperti itu aku
cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan
Pak Indra begitu kokoh.
"Hei, jangan rakus dong Klas, dia kan buat Pak Indra, tuh jatah kamu
masih nunggu di luar sana" kata Citra pada teman Pak Indra, yang
kemudian kuketahui bernama Muklas.

Setelah Muklas keluar tinggallah kami bertiga di kamar itu. Pak Indra
langsung menghempaskan diriku di ranjang yang empuk itu. Dia kemudian
membentangkan tubuh mulusku di atas spring bed itu. Dia tak berkedip
memanandang ke arah dada dan vaginaku. Mungkin seumur hidupnya baru kali
ini melihat tubuh polos seorang gadis cantik, masih muda lagi. Kemudian
tangannya yang kasar itu meremas-remas dadaku sambil memilin-milinnya.
Dimainkannya putingku yang sudah berwarna kemerahan. Aku tidak dapat
menolak lagi karena kurasakan perasaan yang nikmat yang sulit
dilukiskan. Ada sensasi tersendiri kala tangan kasar itu menggerayangiku.

Sekarang tidak hanya tangannya lagi yang bermain-main di dadaku tapi
juga mulutnya. Kurasakan mulutnya dengan rakus melumat dadaku.aku
merasakan terbang ke awang-awang ketika ia mencoba memasukkan seluruh
dadaku kedalam mulutnya yang besar itu.

Puas bermain di dadaku lidahnya menari-nari diperutku, lalu turun ke
vaginaku. Dia memandangi vaginaku yang sudah basah oleh cairanku. Tapi
tak berapa lama kemudian kurasakan lidahnya menyapu klitorisku. Lidahnya
melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya. Tubuhku menggelinjang
merasakan birahi yang memuncak.

"Aduh Ci.. tega-teganya kamu nyerahin kita ke orang-orang kayak gini..
ahh!!" kataku ditengah desahanku yang tertahan.
"Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali-kali coba produk kampung
dong" katanya seraya melumat bibirku.
Aku berpagutan dengan Citra beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Indra
mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudaraku secara
bergantian, sementara tangannya yang sekarang mengobok-obok vaginanya.
Aku merapatkan pahaku karena tidak tahan dengan permainan tangan Pak
Indra di bawah sana. Desahanku tertahan karena sedang berciuman dengan
Citra, tubuhku menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.

Sambil menjilati dadaku dengan rakus Pak Indra berkali-kali memuji
payudaraku. Memang sih diantara kami bertiga payudaraku termasuk yang
paling montok. Cowok-cowok yang pernah ML denganku paling tergila-gila
mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak
Indra pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut dadaku yng kiri
dan yang kanan. Puas menetek di dadaku, Pak Indra bersiap memasuki
vaginaku dengan penisnya. Penisnya tidak terlalu panjang tapi
diamaeternya cukup lebar. Tanpa memberi aba-aba dia langsung memasukkan
penisnya yang besar itu ke vaginaku. Tentu saja aku menjerit tertahan
karena mulutku masih berciuman dengan Citra.

"Ouch.. sakit Ci, duh kasar banget sih babu kamu" kataku sambil meringis
dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Indra mendorong-dorongkan
penisnya dengan bernafsu.
"Tahan Ver, ntar juga kamu keenakan kok, pokoknya enjoy aja" kata Citra
sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat
disedot Pak Indra. Pak Indra menyodokkan penisnya dengan keras sehingga
aku pun tidak bisa menahan jeritanku, aku mau menangis menahan sakit.
Pak Indra mulai menggenjotku. Dia menggejot seperti orang kesurupan.
Untuk mengurangi rasa sakit di vaginaku tanganku menyelinap ke bawah
kimono Citra dan menuju selangkangannya. Kugerayangin vaginanya.

Kemudian Citra naik ke wajahku berhadapan dengan Pak Indra. Aku langsung
menjilati kemaluannya. Sambil menjilatin vagina Citra, kubantu Pak Indra
membuka kimomo yang digunakan Citra. Sehingga tubuhnya sama polos
sepertiku. Perlahan-lahan aku mulai merasakan nikmat di vaginanku. Pak
Indra mulai teratur menggoyangkan pinggulnya. Tubuhku sudah penuh dengan
keringat. Begitu juga dengan Pak Indra, tubuhnya yang ceking seperti
datuk maringgi itu kelihatan mengkilat oleh keringat yang mengalir di
tubuhnya. Sambil menjilati vagina Citra, aku meremas remas dadaku
sendiri, sehingga semakin besar dan menonjol keatas. Aku merasakan sudah
mulai keluar.

"Aahh.. oohh.. saya sudah mau.. Pak!!" erangku, sambil mengejang dan
membusur ke atas. Pak Indra semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin
ganas meremas dadaku. Kemudian kurasakan basah di mulutku, ternyata
Citra juga mengalami orgasme setelah kuoral beberapa lama. Akhirnya aku
dan Citra orgasme bersamaan. Setelah aku ambruk ke samping, kulihat
penis Pak Indra masih tegak berdiri. Malah kelihatan semakin mengkilat
gara-gara dipenuhi cairan cintaku. Hebat juga dia, walaupun sudah
berusia hamper 50 tahun, tapi masih kuat menggarap mahasiswi seperti kami.

Pak Indra kemudian menindih tubuhku dan mulai menciuminya, tangannya tak
henti-hentinya menggerayangi payudara montokku, seolah-oleh tak ingin
lepas darinya. Tapi itu tidak berlangsung lama Pak Indra cukup
pengertian akan kondisiku yang mulai kepayahan, jadi setelah puas
berciuman dia membiarkanku memulihkan tenaga dulu.

Dan kini disambarnya tubuh Citra yang sudah kepayahan. Tubuh Citra yang
dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga
menungging. Dia membuka lebar bibir vagina Citra dan menyentuhkan kepala
penisnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke vaginanya.
Sambil menggenjot Citra dia meremas-remas payudaranya yang makin
menantang gara-gara menungging. Citra yang sudah lemah hanya bisa
mendesah sambil meremas-remas sprei.

"Aduhh.. aahh.. gila Ver.. enak banget!!" ceracanya sambil merem-melek
wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.

Sambil menggenjot Citra perlahan-lahan, tangan Pak Indra merayap ke
pangkal pahaku. Dia membuka bibir vaginaku dan memasukkan jarinya. Aku
yang masih lelah hanya bisa mengangkang sambil menghayati jari-jarinya
yang keluar masuk vaginaku. Berbeda dengan menggenjot tubuh Citra dengan
cepat, dia memasukkan dan mengelurkan jarinya dari vaginaku dengan
lembut. Lama kelamaan aku merasakan nikmat dan ingin keluar.

"Oohh.. terus Pak.. kocok terus" desahku terus sambil meremas-remas
dadaku sendiri.
"Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak.. sudah mau" aku mempercepat iramaku
karena merasa sudah hampir klimaks.
"Neng Citra.. Neng Verna.. bapak juga.. mau keluar.. eerrhh" geramnya
dengan mempercepat gerakkannya.

Jari-jarinya terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh
dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku
berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan penisnya dari
vagina Citra dan berdiri di ranjang. Disuruhnya aku berlutut dan
mengoral penisnya yang berlumuran cairan cinta. aku berlutut mengemut
penis basah itu sambil tangan kananku mengocok vaginaku sendiri yang
tanggung belum tuntas. Citra bangkit perlahan dan ikut bergabung
denganku menikmati penis Pak Indra. Aku mengemut batangnya, Citra
mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati 'sosis' itu.

Di tengah kuluman ku mendadak kurasakan vaginaku dibawah sana makin
banjir dan aku orgasme dari masturbasiku sendiri. Disusul beberapa detik
kemudian, Pak Indra mencabut penisnya dari mulutku lalu mengerang
panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi
wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu kupompa dalam
genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan
kelabakan.
"Sabar, sabar dong neng, bisa putus penis bapak kalau rebutan gini"
katanya terbata-bata. Setelah tidak ada yang keluar lagi. Aku menjilati
sisa sperma di wajah Citra, demikian pula sebaliknya. Akhirnya aku dan
Citra ambruk kecapaian disusul Pak Indra yang ambruk di atas dadaku.

Aku tertidur sebentar dan terbangun ketika kurasakan bahwa hanya aku dan
Pak Indra yang ada diranjang. Pak Indra tampak tertidur dengn wajah yang
puas. Mungkin dia masih merasa mimpi bisa mengerjain 2 orang mahasiswa
yang cantik-cantik dan berbody aduhai. Gratis lagi. Kurasakan lengket
pada wajah dan sekujur tubuhku. Aku langsung pergi ke kamar mandi yang
ada di kamar itu. Aku menguyur tubuhku yang masih belepotan sperma Pak
Indra. Kuusap semua daerah-daerah sensitifku. Kubersihkan dadaku yang
masih berwarna kemerahan. Kulihat banyak cupangan di sana sini. Kemudian
aku membersihkan vaginaku yang masih terasa perih. Bagaimana tidak perih
disodok penis sebesar penis Pak Indra. Padahal selama ini aku
cowok-cowok yang pernah tidur denganku tidak ada yang memiliki penis
seukuran Pak Indra. Aku tersenyum sendiri, ternyata bukan hanya Pak
Indra yang beruntung bisa menikmati tubuhku, ternyata aku juga beruntung
bisa merasakan penis supernya. Membayangkan hal itu tiba-tiba libidoku
langsung naik, aku mulai meraba-raba vaginaku.

Setelah mandi aku melap tubuhku dengan handuk dan mengenakan kimono yang
ada di kamar mandi itu, itu pasti punya Citra. Aku keluar kamar mandi,
kulihat Pak Indra masih tertidur, mungkin dia masih kecapaian melayani 2
orang gadis sekaligus. Kulihat kearah penisnya yang sudah lemas. Tapi
walupun masih lemas, penisnya lumayan besar juga. Gimana kalau sudah
berdiri tegak? Perlahan-lahan aku dekati penis itu. Kusentuh dengan
jari-jariku. Lalu kukocok-kocok. Perlahan-lahan ukurannya makin lama
makin besar. Sambil mengocok-ngocok penis Pak Indra, perlahan?lahan
kemasukkan kemulutku. Kujilati dan kukulum. Selain itu jari-jari
lentikku meremas-remas buah jakarnya. Kurasakan Pak Indra bangun.
Setelah melihat apa yan kulakukan dia tersenyum sambil meringis
merasakan kenikmatan. Mungkin baru kali ini penisnya di oral seorang
gadis muda yang cantik. Mimpipun mungkin dia tidak berani.

"Aahh.. terus, Ver!" hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Aku menjilati penis itu dengan sangat bernafsu. Sungguh besar penis itu,
sehingga tidak muat di mulutku yang mungil. Paling yang masuk kemulutku
hanya ¾ nya saja. Kemudian dia bangun dan berdiri dengan penis yang
masih tertancap dimulutku. Dia memaju mundurkan penisnya di mulutku
sambil tangan memegang kepalaku. Sampai akhirnya menyemprotlah maninya
dimulutku. Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. enam.. tujuh. Ada tujuh
kali penisnya memnyemprotkan maninya dimulutku. Sebagian kutelan dan
sebagian mengalir di sela-sela pipiku.

"Nikmat sekali Ver" katanya sambil ambruk di kasur yang empuk itu.
"Sabar ya.. bapak cari tenaga dulu. Entar giliran kamu yang bapak puasin.."

Aku membersihkan sisa-sisa sperma di bibirku. Aku merasa haus sekali.
Kemudian aku ambil air di meja dekat jendela kamar itu. Aku minum satu
gelas sampai habis. Ketika aku melihat ke kolam renang, kulihat disana
adegan yang mendebarkan hati. Muklas, penjaga villa tetangga Citra,
sedang menggenjot Indah di kolam yang dangkal. Indah dalam posisi
berpegangan pada tangga kolam. Muklas dari bawahnya juga dalam posisi
berdiri sedang asyik menggenjot penisnya pada vagina Indah dari
belakang. Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama goyang
tubuhnya. Sedangkan Citra sedang duduk di pinggir kolam sambil
mengelus-elus kemaluannya sendiri.

Muklas makin lama makin cepat menggenjot penisnya pada vagina Indah.
Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Tubuh
mungil Indah sudah tampak kewalahan. Apalagi menurut ceritanya Indah
adalah cewek yang gampang banget orgasme jika lagi ML sama cowok-cowok
di kampus kami. Apalagi dengan penjaga villa seperti Muklas, berbadan
tegap dan masih muda serta memiliki penis yang nggak kalah besar dari
Pak Indra. Pasti dia sudah orgasme berkali-kali.

Sambil melihat mereka aku mengelus-elus vaginaku sendiri. Tali kimomo
yang kukenakan kulepas. Birahiku langsung naik melihat adegan di kolam.
Entah mengapa aku cepat sekali BT(Birahi Tinggi) hari ini. Muklas
memajukan mulutnya melewati ketiak Indah dan langsung menjilati payudara
Indah dengan rakus. Indah makin menjerit-jerit. Jeritannya sampai ke
kamar dimana aku berada. Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap
Muklas menusukkan penisnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan
dorongan penis penjaga vila itu pada kemaluannya. Kemudian kulihat Indah
mencengkram tangan Muklas dengan kuat. Tubuhnya menggigil dan menjerit
tertahan. Ternyata dia orgasme.

Kemudian Indah naik ke kolam dan langsung ambruk di tepi kolam sambil
menutup matanya. Pasti dia sangat kecapaian. Kemudian kulihat Citra
mendekati Muklas. Muklas yang belum keluar, memamerkan penisnya yang
besar ke arah Citra. Kemudian Citra turun ke air yang disambutnya dengan
pelukan Muklas, tangannya mengelusi punggung Citra terus turun hingga
meremas bongkahan pantatnya yang padat. Sementara tangan Citra juga
turun meraih kemaluan Muklas. Kulihat mereka bercakap-cakap sebentar.

Kemudian diangkatnya badan Citra yang langsing dengan posisi kaki
dipinggang Muklas. Diletakkannya tubuh mulus Citra pada lantai di tepi
kolam, di sebelah Indah yang terkapar. Kemudian Muklas merapatkan
badannya diantara kedua kaki Citra yang tergantung. Dengan sekali dorong
tertancaplah penis Muklas di vagina Citra. Mereka melakukan push dan up
secara teratur.

Saat asyik-asyiknya menikmati pemandangan erotis di tepi kolam, aku
dikejutkan sebuah tangan kasar yang merabai dadaku. Aku menoleh sekilas
ke belakang dan kulihat Pak Indra tersenyum sambil memilin-milin
putingku. Aku masih meraba-raba vaginaku, sedangkan Pak Indra makin
keras meremas payudaraku. Kurasakan sesuatu menyodok-nyodok pantatku dan
kutahu bahwa itu adalah penis Pak Indra. Dia membalikkan tubuhku
sehingga kami berhadap-hadapan. Diciumnya bibirku. Aku agak kewalahan
dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku. Setelah beberapa menit
baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami
saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga
menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh
liurnya.

Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang
telingaku juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya
membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat
bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon
dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba ke bawah mencari
kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi
untuk dientot.

Kemudian tubuhku diangkatnya ke meja, lalu di baringkannya. Vaginaku
semakin merekah karena posisiku yang telentang, apalagi aku sengaja
mengangkangkan kakiku. Dia mengelus-elus bibir vaginaku. Aku mendesah
makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main disana, ditambah lagi
dengan jarinya yang bergerak keluar masuk.

"oh.. terus, pak!" hanya itu yang keluar dari mulutku.

Aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena
tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya
tubuhku mengejang dan vaginaku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem
melek aku menjambak rambut Pak Indra yang sedang menyeruput vaginaku.
Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar
lagi, barulah dia melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah
oleh cairan cintaku.

Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya
dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang
belepotan cairan itu.
"Ayo.. Pak masukkan" teriakku.

Kulihat penis Pak Indra sudah berdiri dengan sangat tegak. Kuraih benda
itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Pak Indra ikut menuntun
senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala penisnya menyentuh bibir
kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena
sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan
kecil ketika Pak Indra mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya
tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua
pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku
hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah
sejadi-jadinya. Tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku
kugelengkan kesana-kemari, kedua payudaraku yang terguncang-guncang
tidak luput dari tangan dan mulut Pak Indra. Aku memperhatikan penisnya
sedang keluar masuk di vaginaku.

"Ah.. terus pak.. terus!" desahku.
"Vagina Neng seret amat ya.. serasa masih mimpi bapak!" katanya sambil
menggoyang-goyangkan pinggulnya.
"Payudara Neng juga montok. Mimpi apa bapak semalam bisa ML dengan gadis
cantik seperti Neng" katanya lagi disusul meremas-remas dadaku. Aku
hanya bisa merintih-rintih, apa yang dibilang Pak Indra tidak
kuperhatikan lagi. Susah payah aku bertahan agar tidak keluar dulu. Aku
ingin Pak Indra takluk dihadapanku. Tapi aku sudah tak tahan lagi,
kulihat langit-langit kamar sudah berbayang-bayang disusul dengan cairan
bening mengalir deras dari vaginaku.

"Pak.. aku.. keluar.." teriakku.

Tanpa memberiku istirahat, kemudian Pak Indra membalikkan badanku
sehingga tanganku bertumpu pada meja. Kemudian kurasakan penisnya
menyeruak ke vaginaku. Aku hanya bisa menahan nafas dan menggigit bibir
saat penisnya mulai keluar masuk. Aku merasakan nikmat yang tiada tara
ketika penisnya dengan cepat menerobos vaginaku. Aku terlonjak-lonjak ke
depan sampai payudaraku menempel pada kaca jendela. Mulutku megap-megap
dan terkadang meringis. Aku bisa melihat ke tepi kolam, d imana Muklas
dengan gencar menikmati tubuh putih Citra. Sampai-sampai dada Muklas
tertekan ke dada Citra yang bulat menggiurkan itu. Kedua kaki Citra
menggelepar-gelepar menepuk permukaan air.

Kemudian aku memfokuskan diri pada Pak Indra, yang nampaknya masih belum
ada tanda-tanda orgasme. Aku sudah lemas sekali. Sambil mengoyangkan
pinggulnya kepala Pak Indra menyeruak melewati ketiakku dan langsung
menciumi dadaku yang paling disenanginya. Aku hanya bisa merintih dan
menjerit sebisaku saat mulutnya dengan rakus menjilat dan sekali-kali
menggigit puting susuku, sehingga membuatku makin ke awang-awang.

Frekuensi sodokannya makin lama makin cepat, aku mulai menggila dan
mulai menjerit sekuat-kuatnya beradu dengan erangannya dan deritan meja
yang ikut bergoyang. Dia mencengkram kedua tangannya di dadaku.
Kurasakan kukunya mencengkeram dadaku yang montok. Aku merasakan sakit
disana, tapi tidak sebanding dengan sensasi yang kudapat.
Hujaman-hujamannya kurasakan nikmat disekitar tubuhku.

"Ahh..!" aku tiba-tiba menjerit kecil ketika kurasakan cairanku ingin
meledak keluar. Aku mendesah panjang tak kuasa menahan orgasmeku yang
kedua. Masih dalam suasana orgasme, Pak Indra terus mengenjotku,
sehingga orgasmeku semakin panjang. Aku seperti berada di puncak awan.
Sel-selku sepertinya pecah dan tulang-tulangku seperti dilolosi. Aku
tengkurap diatas meja tidak tahan lagi menahan berat tubuhku. Aku sangat
lemas sekali. Pak Indra ternyata sangat hebat, nggak tahu apakah dia
tadi memakan obat kuat dulu ataukah memang kemampuannya yang dasyat. Aku
hanya mendesah desah saat penis hitamnya itu masih terus menyodok nyodok
vaginaku tanpa memberi istirahat.

Kemudian Pak Indra menjambak rambutku sehingga aku tertarik kebelakang.
Dia meremas dadaku dengan keras. Yang kurasakan sekarang sakit pada
rambut dan dadaku tetapi sangat nikmat pada vaginaku.

"Sebentar lagi.. sebentar.. lagi..!" erangnya.

Aku sudah sangat lemas, hanya tarikannya pada rambutku yang menopang
tubuhku. Kemudian dengan tiba-tiba dia melepas penisnya lalu menggendong
tubuhku yang sudah sangat capek kearah tempat tidur. Tubuhku dihempaskan
disana. Aku bisa melihat penisnya yang mengkilat gara-gara cairan
cintaku. Dengan sekali sentakan masuklah penisnya yang besar itu ke
vaginaku. Aku hanya bisa mendesah dan mengerang, tak kuasa mengalami
sensasi yang kualami.

Setelah lima menit menyodok dengan gaya itu. Dia mengeluarkan penisnya
dari vaginaku, kemudian menjepitnya di dadaku. Digesek-geseknya penisnya
di dadaku yang lumayan besar. Aku mendesah-desah setiap penis itu
melewati pangkal dadaku. Hal itu berlangsung sekitar 5 menit. Kemudian
kulihat Pak Indra mengerang sambil menyebut-nyebut namaku. Lalu
muncaratlah spermanya yang mirip susu kental itu di wajah dan mulutku.
Aku yang sudah lemas hanya bisa membuka mulut. Kurasakan sperma dari
wajahku mengalir masuk ke mulutku. Aku hanya bisa ternganga menikmati
suasana itu. Sampai cairan spermanya masuk ke sela-sela mulutku. Setelah
puas menuntaskan hajatnya Pak Indra memintaku membersihkan barangnya.
Dengan terpaksa aku bangun dan mulai membersihkan penis yang hitam besar
itu. Kemudian kami sama-sama ambruk.

"Kamu hebat, Ver!", katanya "lain kali kalau bapak ajak ML lagi, mau ya!"
Aku hanya mengengguk. Tentu saja aku mau dengan orang seperti Pak Indra,
dimana aku bisa orgasme berkali-kali.

Keesokan harinya..
Pagi-pagi sekali aku sudah bangun. Cuaca yang dingin membangunkanku dari
tidur. Kulihat jam di kamar menunjukkan pukul 6 pagi. Aku masih
telanjang, kulihat Indah dan Citra juga masih tertidur disampingku.
Mereka juga sama-sama telanjang, nampak mereka sangat kelelahan.
Kemudian aku teringat bahwa tadi malam kami baru mengadakan party sex.
Gila juga Pak Indra dan Muklas. Indah yang kalah bermain poker harus
rela tubuhnya menjadi santapan Pak Indra dan Muklas. Walau awalnya
meronta-ronta tapi akhirnya dia pasrah juga. Dia dikerjaiin hampir
orgasme berkali-kali. Penjaga villa itu sepertinya nggak ada
habis-habisnya. Habis menggenjot Indah dia menggenjotku dan Citra lagi
secara bergantian. Aku sudah 3 kali orgasme sedangkan Indah dan Citra
masing-masing 4 kali. Total kami sudah orgasme 10 kali sedangkan mereka
berdua baru satu kali satu kali. Mereka jauh lebih hebat dari
cowok-cowok di kampus kami dan cowok-cowok yang pernah tidur denganku.

Kemudian aku bangun, masih terasa lengket pada mulut dan seluruh
badanku, lengket gara-gara sperma atau air liur. Kulihat ke sebelahku
Indah dan Citra juga nggak jauh beda, buah dada Citra yang sekal nampak
kemerahan dan ada bekas cupang di sana sini. Sedangkan pada mulut dan
wajah Indah banyak sisa-sisa sperma.

Aku coba untuk memejamkan mata, berusaha untuk tidur, tapi tidak bisa.
Kemudian kuputuskan untuk mandi. Air yang sangat dingin di puncak dapat
menyegarkan tubuhku. Pelan-pelan kurasakan enak di badanku. Sehabis
mandi kuputuskan untuk lari pagi sambil menikmati udara puncak yang
segar. Segera kugunakan celana pendek yang sangat ketat sehingga celana
dalamku tercetak disana. Lalu kugunakan baju tangan panjang karena cuaca
dingin. Kemudian aku lari pagi menikmati udara puncak yang dingin.

Setelah capek lari pagi, akhirnya aku balik ke villa. Citra dan Indah
masih tertidur di kamar. Aku ingin membangunkan mereka tapi mereka masih
tampak kelelahan sehingga kuurungkan niatku. Aku melap keringatku yang
basah, kemudian aku ganti baju. Sebenarnya sih aku ingin telanjang saja
sambil melakukan aktivitas di didalam villa. Tapi karena cuaca dingin
kubatalkan niat "gila" ku. Kugunakan tanktop warna merah kesukaanku dan
celana pendek yang fuul press. Sehingga menampakkan keindahan tubuhku.
Aku tak henti-hentinya menatap tubuhku yang indah di meja rias. Aku saja
sangat mengaguminya, gimana lagi dengan cowok-cowok?

Kemudian aku pergi ke dapur. Aku ingin memasak supermi, karena perutku
sangat lapar. Aku ingin menghidupkan kompor tapi nggak ada korek api.
Lalu kucari Pak Indra.

"Pak.. Pak Indra!" teriakku mencari Pak Indra. Ternyata Pak Indra sedang
menyapu halaman di belakang.

"Pagi Neng!" katanya melihatku.
"Sudah bangun ya?"
Aku hanya mengangguk sambil meminta korek darinya.
"Neng, tadi malam asik banget ya" katanya sambil memberi korek
"Mau nggak nanti bapak entot lagi?"

Aku hanya mengangguk. Nggak ada puas-puasnya si tua bangka ini
mengerjain tubuhku. Sudah hampir seharian kemarin dia memacu tubuhku dan
teman-temanku, sekarang mau minta lagi.

"Tapi ntar aja ya pak, masih capek nih, lapar lagi!" kataku sambil pergi
ke dapur.
Akhirnya aku memasak supermi dan makan. Sebenarnya aku ingin
membangunkan kedua temanku. Karena aku ingin jalan-jalan bareng mereka.
Tapi lagi-lagi kuurungkan niatku. Aku nggak tega juga menggangu tidur
mereka. Mungkin nanti aja jalan-jalannya setelah mereka bangun, pikirku.

Setelah selesai makan aku pergi ke dapur untuk membereskan piring kotor.
Selagi aku mencuci piring, Pak Indra datang kedapur. Kami bercakap-cakap
tentang berbagai hal. Tentang istrinya yang sudah lama pergi
meninggalkannya, sehingga dia sangat sulit untuk melampiaskan nafsunya
jika lagi "pengen". Sambil bercakap-cakap Pak Indra tak hentinya
melihat-lihat tubuhku. Dia mencuri-curi melihat dadaku dari celah
tanktopku yang tak tertutup. Dia juga sesekali melihat pantatku yang
bulat menonjol. Apalagi jika aku memakai celana ketat seperti ini. Pasti
membuat libidonya serasa meledak-ledak

Kemudian Pak Indra mendekatiku dari belakang. Pertama-tama dia
mengelus-elus lenganku yang putih mulus. Kubiarkan tangannya itu
mengelus-elus tanganku. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku.
Dijilatinya dari atas sampai ke bawah. Tangannya yang kasar
meremas-remas payudaraku dari luar sementara tangannya yang lain
mengelus-elus pantatku.

Perlahan-lahan dilepaskannya celana ketatku beserta CDnya. Pantatku yang
mulus dan sekal terpampang jelas didepan matanya.
"Ini baru namanya pantat" katanya sambil menepuk pantatku.

Kemudian disusul dengan melepas tanktop dan braku. Sekarang aku dapat
melihat diriku yang telanjang bulat melalui cermin wastafel di
hadapanku. Dan dari belakang kulihat dia sedang mengagumi tubuhku dan
mengelus-ngelusnya. Tangan bergerak dari dada ke punggungku. Aku
mendesah sambil menggigit bibirku. Bibirnya menjilati punggungku dan
sesekali kepalanya menyeruak melewati ketiakku untuk mengulum payudaraku.

Kemudian dibentangkannya pahaku lebar-lebar, tangannya mulai merayap ke
bagian selangkanganku. Jari-jari besar itu menyusup ke pinggir
kemaluanku, mula-mula hanya mengusap-ngusap bagian permukaan saja lalu
mulai bergerak perlahan-lahan diantara kerimbunan bulu-bulu mencari
liangnya.

"Oh.." hanya itu yang keluar dari mulutku.

Kurasakan benda basah menggelitik klistorisku. Pak Indra kini berada di
bawahku dan menjilati belahan kemaluanku, bukan cuma itu dia juga
mencucuk-cucukan jarinya ke dalam lubang itu sehingga kemaluanku makin
lama makin basah saja.

Aku sungguh tidak berdaya oleh permainan lidah serta jarinya pada
vaginaku, tubuhku mengejang dan cairan cinta menyembur dengan derasnya,
aku telah dibuatnya orgasme. Tubuhku lemas dan penuh keringat.

Kemudian dia menyelipkan penisnya diantara selangkanganku lewat
belakang. Aku mendesis nikmat saat penis itu pelan-pelan memasuki
vaginaku. Setelah masuk semuanya langsung digenjotnya. Mula-mula
perlahan-lahan tapi lama-lama makin cepat. Aku tidak kuasa menahan
desahan, sesekali aku menggigit bibirku menahan nikmat, serta
menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri-kanan sehingga rambut panjangku
pun ikut tergerai kesana kemari.

Cermin di depanku memantulkan bayangan wajahku yang sedang horny,
mulutku mengap-mengap mengeluarkan rintihan terlebih ketika tangan kasar
itu meremas-remas kedua payudaraku sambil sesekali dipermainkannya
putingku yang sudah mengeras.

"Ooohh.. enak banget Neng " celotehnya.

Setelah 15 menit kurasakan genjotan Pak Indra makin lama makin cepat.
Ditambah remasannya di payudaraku yang semakin kuat. Aku sungguh tidak
berdaya oleh permainan penisnya pada vaginaku, tubuhku mengejang dan
kurasakan cairan cinta menyembur dengan derasnya.

"Ooohh.. Neng.. bapak.. keluar!" dan disusul "Creett.. creet.." maninya
menyemprot dengan deras ke vaginaku. Kurasakan maninya mengalir di
sela-sela bibir vaginaku. Aku sangat lelah sekali. Dia menopang tubuhku
agar tidak jatuh.

Kemudian dipapahnya tubuhku. Aku kira akan dibawa ke kamarku melainkan
ke belakang melewati dapur. Dia membawaku kekamarnya, dibaringkannya
tubuhku ke ranjang. Demikian lelahnya aku, sampai tubuh seperti lumpuh
dan mata terasa makin berat. Sebelum terlelap aku masih sempat
mendengarnya berkata dekat kupingku
"Vagina Neng enak banget, bapak jadi ketagihan nih!", kemudian aku
tertidur dengan lelapnya.

Aku terbangun ketika kurasakan ada yang meraba-raba vaginaku. Aku
mendesah nikmat, kubuka mata, Ahh.. aku terbangun.. aku Terkejut sekali.
Begitu mata kubuka langsung nampak sesosok tubuh berada diantara kedua
belah pahaku yang terbuka lebar. Ketika kesadaranku berangsur-angsur
pulih nampak sosok lelaki muda berbadan tegap. Ternyata dia Muklas,
wajahnya berada dekat vaginaku sambil mengorek-ngorek liang itu dengan
jarinya.

"Sudah bangun Neng?" tanyanya sambil kepalanya tidak lepas dari vaginaku.

"Eh.. eh.." anggukku di sela-sela kenikmatan yang mulai merasuki
tubuhku. Kulihat Pak Indra sedang beristirahat di kursi di pojok kamar
sambil mengisap rokok.

Kemudian Muklas melepaskan bibirnya dari vaginaku dan melepas ikat
pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka
menyembullah kemaluannya yang sudah menegang dari tadi. Penisnya lebih
besar dari punya Pak Indra, berwarna hitam dan berurat, aku takjub
melihatnya.

Beberapa saat kemudian dia merentangkan kedua pahaku, betisku dinaikkan
ke bahunya
"Neng.. bapak ewe sekarang ya!" kata Muklas tidak sabaran.
Aku melihat miliknya mulai mendesak masuk ke vaginaku,
"Ahk..ahh..!" itulah yang keluar dari mulutku saat dia menekankan
dalam-dalam penis supernya hingga amblas seluruhnya, aku meringis sambil
mencengkram lengannya.

"Ooohh.." Muklas mendesah setelah berhasil menancapkan kejantanannya di
dalam kemaluanku.

Aku mulai merasakan penis itu bergerak keluar masuk pada vaginaku,
mula-mula gerakan itu lembut, namun lama-lama bertambah kencang dan
kasar. Aku mendesah-desah tidak karuan. Ditambah lagi tangannya yang
ikut serta menggerayangi dadaku. Semakin membuatku menjadi-jadi. Pak
Indra yang semula tadi hanya menganggur mulai datang mendekati ranjang.
Dia ikut menjamah dan memilin dadaku. Sambil sesekali meremasnya dengan
kasar.

"Akkhh..!" eranganku tertahan tatkala bibirku dilumat Pak Indra dari
samping. Akupun merespon cumbuannya, lidah kami saling beradu. Aku sudah
telanjur dilanda birahi. Sambil mencium bibirku, Pak Indra meremas
dadaku yang semakin tegak.

Kemudian Pak Indra melepaskan mulutnya dari bibirku. Penisnya sudah
menegang langsung ditancapkannya ke mulutku. Aku memasukkan lebih dalam
ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Kujilat dan kuhisap.
Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah
pelirnya. Pak Indra tampak mendesah desah.

Kemudian Muklas balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat,
ternyata dia ingin doggy stile. Akupun mengangkat pantatku memamerkan
vaginaku yang merah merekah .
"Oouuhh.. muk!" itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar
saat penisnya amblas ke dalamku. Dia mulai mengayunkan pinggulnya
mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin
cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali
beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia
mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku. Hujaman-hujaman yang
diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.

Pak Indra meredam suaraku dengan menjejelkan penisnya ke lidahku,
sehingga membuatku tidak bisa lagi menjerit. Dia sangat rakus memaju
mundurkan penisnya di mulutku, sambil sesekali tangannya bermain di
payudaraku.

Diserang dari dua arah begini sungguh membuatku kewalahan hingga
akhirnya terasa dinding-dinding kemaluanku berdenyut makin kencang dan
erangan panjang keluar dari mulutku disertai mengejangnya tubuhku.
Tubuhku lemas dalam pelukan mereka. Tapi keganasan Muklas belum tampak
mereda, dia masih bersemangat menyodokkan penisnya tanpa mempedulikan
vaginaku yang masih terasa ngilu.

Pak Indra semakin semangat memaju-mundurkan penisnya di mulutku, dan
akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulutku, dia melenguh panjang dan
meremas-remas rambutku saat aku mengeluarkan teknik mengisapku, kuminum
semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di
bibirku. Muklas juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari
erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudaraku. Maka
kugoyang pinggulku lebih cepat sampai kurasakan cairan hangat memenuhi
vaginaku. Akhirnya disemprotkannya maninya di vaginaku. Aku langsung
ambruk karena tak kuasa menahan berat badanku.

Mereka kemudian membiarkanku istirahat sejenak. Sambil cerita-cerita
mereka tak pernah berhenti merabai tubuhku. Aku yang sudah lemah hanya
bisa pasrah. Toh.. percuma melarang mereka, mana ada lelaki yang haus
sex membiarkan wanita cantik berbaring telanjang dihadapannya. Terutama
Muklas, dia tak pernah melepaskan tangannya dari dadaku. Kadang diremas,
kadang dipelintir dan kadang diisap-isap. Hal itu membuat dadaku makin
mencuat keatas dan berwarna kemerahan. Setelah memberiku waktu untuk
istirahat. Kembali kulihat penis-penis mereka mulai bangkit lagi. Aku
hanya bisa pasrah saat Pak Indra mulai meremas payudaraku. Payudaraku
yang sudah berwarna merah semakin merah saja saat mulutnya menjilatinya.
Aku kembali mendesah saat perlahan-lahan mulutnya turun ke perutku dan
langsung menjilati vaginaku. Birahiku mulai naik lagi. Kemudian kutarik
Muklas agar mendekat ke arahku. Kujilati penisnya yang belum tegang
benar. Dia mendesah-desah sambil memegang rambutku.

Kemudian Pak Indra melepaskan mulutnya dan langsung tertidur telentang.
Aku mengerti maksudnya. Tanpa diminta lagi aku mengangkangi tubuhnya
yang sudah rebah telentang di atas kasur. Ada sedikit rasa senang karena
ini merupakan salah satu posisi favoritku yang sering kulakukan bersama
cowok-cowok yang kencan denganku. Aku tanpa ragu menuntun penisnya yang
sudah kembali mengeras ke arah vaginaku dan aku mengambil posisi
menduduki tubuhnya. Dengan bernafsu kugoyangkan pinggulku diatas
tubuhnya, bahkan aku ikut membantu kedua belah telapak tangannya
meremasi payudaraku. Muklas menonton adeganku sambil mengocok-kocok
penisnya, kadang-kadang tangannya iseng merabai pahaku.
"Ayo goyang Neng.. oohh!" Pak Indra sepertinya ketagihan dengan
goyanganku, begitu juga Muklas, dia tidak tahan hanya menonton saja. Dia
berdiri di sebelahku, penisnya mengacung di depan mukaku.
"Emut Neng.. ayo buka mulutnya!" sambil menjejalinya ke mulutku.

Aku membuka mulutku dan melakukan apa yang dia inginkan.

15 menit dalam posisi 'woman on top' sampai akhirnya tubuhku bergetar
seperti menggigil lalu "Aaahh..!!"
Dengan panjang keluar dari mulutku, kepalaku mendongak ke atas menatap
langit?langit kamar yang sepertinya berubah jadi banyak. Tubuhku melemas
dan ambruk ke depan, ke dalam pelukan Pak Indra. Dia peluk tubuhku
sambil penisnya tetap dalam vaginaku, kami berdua basah kuyup oleh
keringat yang mengucur. Tapi tampaknya dia belum juga keluar, kembali
tubuhku dipompanya. Tubuhku bergoyang diatas tubuhnya.

Goyangan kami terhenti sejenak ketika Muklas tiba-tiba mendorong
punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudaraku makin
tertekan ke wajah Pak Indra. Muklas membuka pantatku dan mengarahkan
penisnya ke sana
"Aduuh.. pelan-pelan Klas, sakit tau.. aww!" rintihku waktu dia
mendorong masuk penisnya. Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena
dijejali dua batang penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi
kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari
tubuhku. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Muklas menyodok pantatku
dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar,
Muklas malah makin buas menggenjotku. Pak Indra melumat bibirku dan
memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut.

Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya, sampai aku merasakan
tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang
dan memeluk Pak Indra erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya.
Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali
dalam dekapan Pak Indra. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli
padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun
terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin
erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin
dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Indra, dan Muklas menjambak
rambutku. Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vagina dan
anusku. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis
masih tertancap.

Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengelap tubuhku yang
basah kuyup kemudian berjalan menuju kamar mandi. Eh.. ternyata mereka
mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama. Akhirnya kuiyakan saja deh
supaya mereka senang. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram,
menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Bagian
kemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir
"Lho..kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya nggak beres-beres
dong, dingin nih" Disambut gelak tawa kami. Setelah itu, giliran akulah
yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun
kembali digarap di kamar mandi.

Lagi asik-asiknya digenjot mereka berdua Citra dan Indah datang dan
bergabung bersama kami. Kamar mandi itu menjadi tempat kami melakukan
pesta sex. Sampai akhirnya kami sama-sama puas.

Demikian sebagaian ceritaku. Nantikan ceritaku yang lain..

No comments:

cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks, cerita panas, koleksi cerita seks, cerita seru, cerita lucah, indonesia cerita dewasa, cerita sedap, cerita perkosaan, cerita sex melayu, cerita seks melayu, cerita porn, cerita lucu, cerita cerita tentang seks, cerita seks malaysia, koleksi cerita lucah, cerita melayu, cerita cipap, cerita pantat, kumpulan cerita seks melayu, cerita 17 tahun, 17 tahun, 17 tahun gadis telanjang, gadis 17 tahun