Kumpulan cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks

Monday 19 November 2007

Aku, Anggie, Sonya dan Adiknya

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih atas banyaknya e-mail
yang masuk. Sebelumnya saya pernah bercerita mengenai pengalaman saya
bersama Anggie ke 17Tahun.com ini. Setelah itu, banyak sekali e-mail
yang masuk pada saya. Mulai yang menanyakan identitas saya, sampai yang
lebih lanjut. Dengan terpaksa, untuk menjaga kerahasiaan identitas saya,
saya tidak membalas beberapa e-mail yang saya tahu benar dikirim oleh
mahasiswa kampus saya, ataupun teman-teman SMA saya dulu. Berikut ini,
saya akan menceritakan pengalaman terbaru saya.

Suatu hari di saat libur kuliah kemarin, saya berjalan-jalan dengan
Anggie di Pondok Indah Mall. Pada saat kami melintasi stand POLO di
lantai dasar untuk pulang, saya sangat terkejut karena saya bertemu
dengan seorang cewek yang sepertinya pernah saya kenal. Lumayan lama
saya amati, ternyata cewek itu adalah Sonya.

Saya pun hanya bisa berpura-pura lupa saja saat kami berpapasan. Perlu
saya ceritakan kilas balik disini bahwa Sonya adalah cewek yang paling
ngetop di SMA saya di Bandung dulu. Saat masih kelas 2, banyak sekali
cowok di sekolah saya yang mengejar Sonya (termasuk saya juga sihh..)
Tapi pas SMA dulu, siapa sih saya ini. Semua orang tahu kalau saya ini
hanya anak kost di Bandung. Nilai rapor yang lumayan kurang membuat saya
jadi cowok yang dipandang. Sedangkan Sonya, dia anak seorang pengusaha
di Bandung. Cewek Bandung asli. Cantik abis, dan rumahnya besar. Pernah
suatu hari kami belajar bersama di rumahnya. Singkat kata masih ada
perasaan segan pada Sonya karena masa lalu.

Tapi tanpa saya sangka ternyata Sonya yang duluan menegur saya. "Hai..!
Apa kabar loe?" Kami pun berbicara sesaat. Tampak ada keraguan Sonya
untuk banyak bertanya pada saya, karena di samping saya ada Anggie.
Sonya sendiri saat itu datang bersama adiknya. Perempuan juga dan masih
sekolah di sebuah SMA Negeri di Jakarta Selatan. Dari cerita-cerita
Sonya, akhirnya saya tahu bahwa dia sekarang kuliah di PTS yang terkenal
di Jakarta. Saya sendiri saat ini juga masih kuliah di PTN di Bandung,
sedangkan Anggie baru masuk kuliah di PTS yang kebetulan sama dengan
Sonya. Dari percakapan kami, tampak ada rasa kagum Sonya pada saya.
Kuliah di PTN "top", lebih dewasa, yah.. pokoknya berbeda jauh dengan
pandangannya terhadap saya saat masih SMA dulu. Nampak sekali di
wajahnya kalau ia menyesal mengapa dulu pernah meremehkan saya.

Pikiran saya saat itu, kapan lagi saya bisa ngajak tiga cewek
cantik-cantik untuk jalan-jalan. Kalau di kampusku di Bandung, ceweknya
boro-boro ada yang cantik, yang menarik pun tidak ada. "Oke, dari sini
mau kemana Son..?" tanyaku.
"Mau pulang.. boleh nebeng nggak? Soalnya mobil gue lagi di bengkel.
Kita tadi ke sini pake taksi." Dengan persetujuan Anggie saya pun
langsung mengiyakan. Kami pun langsung berjalan ke arah parkiran Barat
PI Mall.

Di mobil, Anggie duduk di depan, sedangkan Sonya dan adiknya duduk di
belakang. Dalam perjalanan sesekali saya memegang tangan atau bahu
Anggie. Anggie pun hanya tersenyum. "Akh.. genit loe..!" Tiba-tiba dari
belakang Sonya nyeletuk, "Mau juga dong gue.." Wah, saya pikir-pikir
inilah kesempatan saya menebus sakit hati saya di masa lalu. Tiga tahun
saat SMA segala daya upaya dilakukan, namun tanpa hasil, sekarang.. "The
Past Dream Comes True!"

"Oke Kalo gitu kita ke rumah gue dulu yaa.." Saat itu saya tahu bahwa
kedua orang tuaku sedang ke luar. Di rumah hanya ada adik perempuan saya
dan pembantu saja. Itu pun sorenya adik saya akan berangkat les, jadi
tinggal pembantu saja yang ada di rumah.

Sampai di rumah saya, saya melihat adik saya sudah bersiap-siap pergi
les dan akan diantar oleh sopir di rumah (maklum masih kecil, belum bisa
nyetir). Saya pun lekas turun untuk sekedar /say good bye/ pada adik
perempuan saya yang sangat manja itu. "Bang, bawa cewek kok sampe 3 ekor
sihh..?" godanya. Saya hanya bisa tersenyum sambil pura-pura tidak
mendengar perkataan adik saya.

Singkat cerita kami pun langsung masuk ke rumah saya. Setelah minum kami
berbicara di ruang tamu sambil menonton televisi. Saat itu kami menonton
sebuah film di channel HBO. Meskipun sangat jarang ada adegan-adegan
berbahaya di HBO (lain dengan TF1 atau Televisi Perancis lainnya), namun
saat itu ada adegan ciuman yang lumayan lama.
Sonya pun nyeletuk lagi, "Loe jago cipokan nggak..?" Saya pun kaget
setengah mati, dan perasaan saya ke Anggie saat itu sangat tidak enak.
"Jago dong.. tanya aja ke si Anggie.."
"Jago ke si Anggie sih belum tentu jago kalo ama saya," balasnya.
Si Anggie pun agak panas, "Oke kita buktikan, kalau perlu bukan sekedar
cipokan tapi lebih.." Saya pun pura-pura cool saja, tapi dalam hati
bahagianya setengah mati.
"Loe juga ikut aja Vit..!" ajak saya pada adiknya Sonya, Vita.

Kami pun lalu naik ke atas kamar tidur saya. Sampai di kamar saya, Sonya
mengeluh, "Ini mah hanya cukup buat elo ama Anggie, khan ada empat orang
nih, artinya harus double bed," katanya mengomentari kamar tidur saya
yang hanya single bed. Kami berpindah ke kamar tidur orang tuaku.
Sebenarnya bisa sih kami bermain di kamar adik saya, tapi takut aja saya
kalau tiba-tiba adik saya cepet balik ke rumah.

Sampai di situ mereka pun langsung mempreteli baju dan celana saya.
Tampak Anggie dan Sonya paling agresif, sedangkan Vita masih malu-malu
dengan hanya tersenyum melihat saya seperti laki-laki yang tak berdaya.
Saya pun dalam sekejap telanjang bulat di hadapan mereka bertiga yang
masih berpakaian lengkap. Anggie masih memakai tangtop, Sonya dengan
baju ketat, dan Vita masih dengan T-Shirt. "Uhh, yang anunya gede.."
goda Sonya melihat barang saya. Saya pun langsung membuat mereka bertiga
berbaring di tempat tidur. Satu persatu saya buka baju dan bra-nya.
Namun ada rasa sungkan juga saat membuka baju Vita yang masih beginner.
"Udah Vit, enjoy aja kayak Mbak," hibur Sonya pada adiknya. Dalam
sekejap, mereka bertiga juga berada dalam keadaan bugil.

Sonya lalu bangkit memeluk saya sambil membalikkan posisi kami sehingga
saya berada di bawah. Ia lalu merapatkan bibirnya ke barang saya. Dalam
sekejap Anggie meraih bibir saya dan melumatnya hingga saya sukar
mengatur nafas. Perlu diketahui kami sering sekali beradu ciuman dengan
Anggie sehingga ia tahu betul kelemahan saya dalam berciuman. Melihat
Vita masih 'nganggur', saya lalu menegakkan badan saya, Vita pun lalu
memeluk saya dari belakang sambil sesekali mencium daerah leher bagian
belakang saya. Saya harap pembaca mendapat gambaran bagaimana posisi
kami saat itu. Anggie memeluk dan mencium saya dari depan, Vita dari
belakang, dan Sonya di bawah.

Saya pun hanya bisa membalas ciuman Anggie sambil sesekali mencium balik
Vita, dan tangan saya hanya membelai kepala Sonya yang menghisap barang
saya. Sesekali posisi kami di tempat tidur bergeser akibat kegelian saya
saat main dengan 3 cewek sekaligus. Pikir-pikir inilah pengalaman
pertama saya sekali main dengan banyak wanita pada saat yang bersamaan.

Sekitar 5 menit permainan berlangsung saya merasakan adanya cairan yang
terpercik ke daerah pusar saya. Ternyata Anggie sudah orgasme pertama.
Saya pun langsung membalikkan posisi kami sehingga sekarang saya yang
berada di atas Anggie, sehingga untuk sementara Sonya harus menghentikan
hisapannya pada barang saya. Langsung saja saya arahkan barang saya ke
lubang kemaluan Anggie. Tampak Anggie kesakitan, tanpa peduli banyak
saya langsung menghujamkan kejantanan saya dengan kecepatan tinggi
sehingga Anggie sesekali berteriak. Saat itu Sonya hanya bisa mencium
pantat saya dari arah samping, sementara Vita hanya melihat-lihat. "Eh,
gue udah mau keluar nih Nggie.." kata saya pada Anggie. Angie pun lalu
memindahkan tangannya yang semula memeluk punggung saya ke arah bahu
saya. "Keluarin di dalam atau di luar nih say..?" tanya saya. "Di dalem
aja gihh.." jawabnya sambil menutup mata. Akhirnya, "croott.. crott..
crott.." saya mengeluarkan sperma saya lumayan banyak mengakhiri
permainan saya berdua dengan Anggie.

Setelah beristirahat sekitar 5 menit, saya lalu menyuruh Sonya tengkurap
menghadap ke tempat tidur. Sambil meremas payudaranya yang berukuran
36B, saya lalu memeluk badannya dari arah belakangnya. Tanpa membuang
waktu lalu saya mengarahkan kemaluan saya ke arah kemaluannya. Terus
terang pertama-tama agak sulit karena pantat Sonya lumayan padat. Tapi
akhirnya kejantanan yang panjangnya 18 cm dapat masuk ke lubang
kemaluannya. Saya pun mengocok kemaluan saya yang sudah seluruhnya masuk
ke dalam liang senggama Sonya. Tampak sesekali Sonya kesakitan, ia pun
lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher belakang saya, sehingga kami
merasa sangat nyaman dengan posisi kami saat itu. "Kalo bisa keluarnya
bersamaan Son..!" kataku pada Sonya, kamipun mengatur irama sehingga
saat Sonya bilang sebentar lagi ia akan keluar, saya lalu meningkatkan
akselerasi saya sehingga kami berdua bisa keluar pada saat yang
bersamaan. Kami pun akhirnya keluar pada saat yang bersamaan. Di hati
kecil saya, saya berkata, "Akhirnya nih /Miss Universe/-nya SMA
Negeri*** (edited) Bandung, udah gue pake." Kami pun saling tersenyum
saat kembali ke posisi sebelumnya. "Payah nih kirain elo alim, taunya
malah gituin gue.." kata Sonya ke gue saat itu. Saya hanya tertawa ringan.

Terakhir Vita yang masih tidak percaya dengan pengalaman pertamanya ini.
Terus terang saya tidak tega /gituin/ Vita yang masih imut dan -ramalan
saya- pada saatnya nanti Vita akan lebih cantik dari Sonya, kakaknya.
"Son, adik elo boleh gue gituin nggak?" tanya saya ke Sonya sekalipun
terus terang saya juga agak kecapaian. "Jangan dong.. mau loe adik loe
digituin? tapi terserah dia ajalah.." jawab Sonya, dan tanpa diduga,
Vita lalu mengarahkan mulutnya ke barangku. Pikir-pikir emang mending
begitu aja deh, tidak tega saya sama nih anak SMA. "Vit, isep sampe
keluar dahh!" kata saya. Vita pun langsung menghisap kejantanan saya
sambil sesekali menjilat-jilat biji pelirku. Tampak benar kalau dia
masih pemula dengan sesekali giginya tanpa sengaja menggigit barangku.
"Jangan digigit Vit, ntar lepas anu gue. Sampe lepas, ntar Anggie ama
Mpok (Kakak perempuan) loe ngambek berat.." kata saya. Sonya dan Anggie
hanya tertawa sambil membaca majalah Femina milik ibu saya. Akhirnya
sperma saya keluar dan masuk ke dalam mulut Vita seluruhnya. Vita lalu
menjilat-jilat barang saya sampai kering. "Mmmhh.. anak SMA*** (edited)
jaman sekarang, masih kelas 2 udah isep anunya cowok.." goda saya pada
Vita. "Biarin.." jawab Vita agak kesal.

Setelah itu saya merasa sangat kecapaian. Akhirnya kami tidur berempat
di tempat tidur orang tuaku. Saya di bawah, Anggie di atas, sedangkan
Sonya memeluk saya dari arah kanan, dan Vita dari arah kiri. (Mmhh..
seandainya posisi tidurku bisa begini tiap hari..)

Sekitar jam 9 malam kami terbangun, dan langsung mandi. Saya sempat
panik kalau-kalau adik saya curiga akan apa yang sudah kami lakukan.
Tentunya adik saya sudah balik dari tempat lesnya. Setelah mandi dan
berpakaian rapi lagi, kami keluar dan untungnya adik saya sedang berada
di kamar tidurnya di atas dan sudah tidur terlelap. Mereka pun saya
antar pulang ke rumahnya masing-masing dengan aturan mendekati rumah
mereka, mereka harus mengocok barangku sampai keluar dan menjilatinya.
Pada saat mengantarkan Anggie yang rumahnya di daerah Kemang nampak
oke-oke aja, namun pada saat mengantarkan Sonya dan Vita, terus terang
saya agak '/menderita/', soalnya saya harus dikocok dua kali sesuai
perjanjian kami. Pertama-tama Vita yang mengocok. Setelah keluar, tanpa
menunggu waktu Sonya langsung melanjutkan mengocok kemaluan saya sampai
keluar lalu menjilatinya. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan bagi
saya.

No comments:

cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks, cerita panas, koleksi cerita seks, cerita seru, cerita lucah, indonesia cerita dewasa, cerita sedap, cerita perkosaan, cerita sex melayu, cerita seks melayu, cerita porn, cerita lucu, cerita cerita tentang seks, cerita seks malaysia, koleksi cerita lucah, cerita melayu, cerita cipap, cerita pantat, kumpulan cerita seks melayu, cerita 17 tahun, 17 tahun, 17 tahun gadis telanjang, gadis 17 tahun