Kumpulan cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks

Monday 19 November 2007

Aku, Istri dan Temanku

Sebenarnya aku sudah kurang lebih 10 tahun berumah tangga dan kehidupan
kami baik-baik saja. Aku sendiri berusia 10 tahun lebih tua dari pada
istriku yang saat ini berusia 30 tahun dan sudah beranak seorang berusia
7 tahun. Walaupun sudah beranak, tetapi istriku tetap mempunyai wajah
yang cantik dan bentuk tubuh yang indah sebab sering senam dan merawat
wajah, rambut ke salon dan juga karena anaknya dulu minum susu kaleng
sehingga bentuk buah dadanya yang besar itu tetap indah dan masih
kencang serta kenyal. Juga lubang vaginanya saat habis melahirkan
langsung dijahit sehingga lubangnya kembali seperti saat masih perawan.
Jadi hubungan seks kami tetap indah.

Suatu hari di tahun 1995, kami diajak sebelah tetangga untuk nonton blue
film karena baru beli laser disc. Kami dan suami istri tetangga nonton
film itu yang cukup seram karena ada seorang wanita bule disetubuhi oleh
dua orang Negro, mereka bergantian memasukkan penisnya yang seorang ke
vaginanya dan yang seorang ke mulutnya untuk dihisap. Melihat adegan itu
rupanya istriku jadi naik birahinya sehingga memegang tanganku erat-erat
dan berbisik,
"Waah rupanya nikmat sekaligus lubang atas dan bawah kemasukkan penis."
Kutanya pelan-pelan,
"Apakah kamu kepingin adegan begitu?" Istriku dengan malu-malu
menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai memutar laser disc, kami segera pulang dan karena nafsu
birahi kami sudah memuncak segera kami puaskan dengan bersetubuh malam
itu. Sambil bersetubuh, aku tanya lagi kepadanya, "Mi, apakah kamu
kepingin disetubuhi sekaligus dengan dua laki-laki?" Istriku
memandangiku sambil malu-malu manggut-manggut kepalanya. Kutanya lagi,
"Kalau lakinya dua, satunya kamu ingin dengan siapa?" Istriku menjawab,
"Terserah sama Papi saja." Aku teringat punya dua teman baik sejak
sekolah di SMA, yaitu Lud seorang anak turunan Ambon dengan Belanda dan
Tono seorang Cina seperti kami. Lalu kutanya lagi, "Kalau Lud atau Tono
mau?" Dia menggangguk juga. Lalu kujelaskan lagi, "Mami senang yang
penisnya besar, lebih besar dari kupunya atau yang kira-kira sama?"

Istriku menjawab, "Enak yang besar saja, seperti di film tadi."
"Oh kalau gitu ya si Lud saja sebab dia punya panjang dan besar."

Memang kita dulu pernah mandi sama-sama bertiga saat masih sekolah
ternyata Lud punya penis dalam keadaan mati saja besar dan panjang hanya
warnanya agak hitam lalu bulu kemaluannya juga banyak sampai menyambung
ke bawah pusar juga dadanya penuh dengan bulu maklum orang Ambon. Besok
paginya segera kuinterlokal Lud yang ada di Jakarta dan kuceritakan
maksudku, ternyata Lud menyambut dengan antusias dan sanggup datang
besok sore sebab hari Sabtu kantor di Jakarta tutup. Aku kemudian
booking motel yang terdiri dari 2 kamar dan sebuah ruang tamu dan TV.

Hari Sabtu sore aku menjemput Lud di airport bersama istriku, setelah
menitipkan anak pada pembantu. Istriku sudah siap membawa tas dengan
membawa perlengkapan baju tidur segala, saat itu istriku memakai rok
panjang warna coklat tapi bagian atas terbuka sampai dada hanya memakai
baju tipis (modelnya Yuni Sara) dengan bagian bawah ada belahannya agak
tinggi di depannya sehingga kalau jalan atau duduk pahanya terlihat
putih menggairahkan. Juga bagian atasnya terlihat sedikit belahan buah
dadanya, karena istriku hanya memakai bra strepples tanpa tali, sehingga
di airpot banyak mata laki-laki curi pandang lihat belahan buah dadanya
istriku, apalagi kalau tangannya didekapkan di bawah buah dadanya maka
buah dadanya semakin menyembul ke atas. Makin syuur..! Tepat pukul 17.15
pesawat Merpati dari Jakarta mendarat, dari penumpang yang turun kulihat
Lud menuruni tangga pesawat dengan menenteng tas kecil. Dia memakai
T-shirt dan celana jeans.

Setelah keluar pintu airport segera kusalami dia, dia menepuk-nepuk
bahuku dan berkata, "Waah, nanti malam kita betul-betul ke nirwana",
dengan logat Ambonnya. Kemudian dia memeluk istriku sambil mencium pipi
kiri dan kanan yang mulus dan putih dari istriku. "Apa kabar Hwa?"
tanyanya pada istriku. Dia kalau panggil istriku dengan Hwa. Kita
berjalan menuju parkir dan naik mobil, untuk sementara dia duduk di
belakang sendirian dulu sambil kita cari makan. Istriku usul makan sate
kambing saja biar hot katanya. Dan usul itu kita setuju semua.

Setelah sampai motel kita segera check in, temanku sebagai tamu kuberi
kamar yang besar dengan twin bed sekaligus untuk tempat bermain seks-ria
nanti. Baru saja aku selesai dari kamar kecil menuju ruang TV yang
bersebelahan dengan kamarnya Lud yang masih terbuka pintunya, kulihat
Lud memeluk istriku dari belakang menghadap kaca rias sambil tangannya
meremas-remas buah dada istriku sehingga kedua pentil buah dadanya yang
coklat kemerah-merahan itu menyembul keluar sambil menciumi pipi istriku
yang wajahnya menengadah ke wajahnya Lud. Tangannya lud yang kanan
kadang-kadang terus meraba turun ke perut dan terus turun untuk
disusupkan ke belahan atas dari rok istriku untuk meraba pangkal paha
serta vagina istriku. Tampak istriku mulai mendesis kenikmatan serta
menggeliat dengan tangan kanannya coba memijit penisnya yang masih pakai
jeans itu. Adegan ini masih berlangsung beberapa saat walaupun mereka
tahu aku di dekatnya. Ketika kutanya pada istriku, "Mi, nikmat ya
permainannya Lud?" Istriku menjawab, "Waah, aku nggak tahan lagi Pi,
habis sejak dalam mobil tadi Lud terus mempermainkan dan meremas buah
dadaku terus." Memang istriku kalau buah dadanya sudah dipermainkan lalu
nafsunya meroket naik, mungkin ciri khas wanita-wanita yang punya buah
dada besar. Karena Lud mau mandi dulu, maka aku dan istriku yang sudah
mandi dari rumah duduk di sofa menonton TV dulu.

Istriku berkata kepadaku, "Waah Pi, pertama aku dirangkul dan diciumi
oleh Lud badanku rasanya merinding dan panas dingin. Habis bulu
tangannya dan kumisnya begitu geli rasanya waktu menggesek tubuh dan
pipiku."
"Tapi Mami bisa nafsu ya dengan Lud?" tanyaku. Istriku dengan malu
manggut-manggut. Lalu dia bilang lagi,
"Kalau nanti malam Papi tidur sendirian bagaimana? Sebab katanya aku
akan diajak tidur dengannya semalam."
"Nggak apa-apa, yang penting Mami bisa keturutan mendapat kepuasan",
jawabku.
Memang entah kenapa perasaanku saat melihat Lud memeluk dan meremas buah
dada istriku aku tidak cemburu bahkan nafsuku menjadi berkobar, apa
mungkin aku punya kelainan seks pikir dalam hatiku.
"Tadi Lud bilang kalau nanti malam air maninya akan disemprotkan terus
ke seluruh tubuhku dan vaginaku sampai habis. Dan lendir santanku akan
dikuras sampai kering dengan penisnya", kata istriku. Aku pesan pada
istriku agar satu hal yang jangan dilakukan adalah minum air maninya,
walaupun nanti kalau nyemprot saat dihisap. Jadi harus diludahkan.

Beberapa saat kemudian Lud bertanya pada istriku, "Hwa, apakah kamu tak
bawa pakaian tidur? Tapi kalau tak bawa ya tak apa-apa sebab nanti malam
kan tak ada pakaian yang boleh menempel di tubuhmu sebab akan kuselimuti
dengan tubuhku."
"Macam-macam kamu", sahut istriku. Lalu istriku masuk ke kamar untuk
ganti pakaian dan sikat gigi, juga aku masuk kamar untuk lepas pakaian
dan hanya pakai CD saja. Sebentar istriku sudah selesai dan keluar
dengan mengenakan pakaian tidur dari bahan tipis warna pink hingga
terlihat CD mininya warna merah juga branya yang mini juga dari renda
warna merah juga. Melihat istriku keluar dengan pakaian yang sensual
sekali, Lud geleng-geleng dan bilang, "Waah aku bisa langsung tegang
lho", sambil pegang-pegang penisnya. Lalu istriku duduk di sofa
sebelahku dan tangan Lud ditarik juga untuk diajak duduk di sofa juga.
Sekarang istriku diapit sebelah kiri aku dan kanan oleh Lud. Tangan
istriku dipegang Lud dan digosokkan ke bulunya di bawah pusar sampai
menyambung ke bulu kemaluannya. "Wuuiihh, cek.. cek.. cek", gumam
istriku sambil menarik tangannya.

Sambil nonton TV tanganku dan tangannya Lud mulai bekerja. Lud menciumi
pipi, telinga dan lehernya istriku sehingga kepalanya disandarkan ke
bahu Lud dan menengadah untuk terus menerima ciuman-ciuman disertai
permainan lidah Lud dan tangan kanannya terus mulai meraba dan meremas
buah dada sebelah kanan dan naik turun ke paha istriku. Aku sendiri
segera melepas kancing atas baju tidurnya dan kurogoh buah dadanya
sebelah kiri untuk segera kuhisap pentilnya serta tangan kiriku meraba
paha kirinya dan vaginanya bergantian dengan tangan Lud. Istriku tak
tahan terus menggeliat-geliat sambil tangan kirinya memijit penisku dan
tangan kanannya merogoh ke dalam celana santainya Lud untuk memegang
penisnya. Adegan ini tak berlangsung lama hanya sekitar 5 menit, karena
istriku tak tahan dan minta langsung ditancap dengan penis vaginanya.
Lalu kita sama-sama masuk kamar, kulepas CD-ku dan ternyata Lud hanya
pakai celana santai saja tanpa CD sebab begitu dilorot celananya
langsung nampak penisnya.

Walaupun belum hidup penisnya cukup panjang kira-kira ada 15 cm dan
besar sekali dan kepalanya sudah menongol keluar karena dia disunat,
tetapi kantong pelirnya agak kecil. Kupunya panjang dan besarnya hanya
kira-kira 65 persennya saja. Istriku juga sudah bugil benar, lalu dia
ditarik Lud ke hadapannya dan tubuhnya agak dirapatkan ke tubuh istriku
jadi buah dada istriku yang menempel agak ketat dengan dadanya yang
penuh bulu. Lalu Lud berpegang pada kedua lengan Hwa dan badannya
digeser-geserkan naik turun, ke kiri dan kanan sehingga bulunya
menggesek ke seluruh tubuh depan Hwa juga bulu kemaluannya kulihat
sempat menggesek vagina istriku, hingga istriku kenikmatan sambil
memejamkan mata. Aku jadi syuur melihatnya. "Adduuh Lud, gila benar
gesekan bulu atas bawahmu itu, tak tahan vagina dan buah dadaku kena
gesekannya", kata istriku.

Selesai itu lalu Lud tidur dan istriku diminta menungging agak di
bawahnya sehingga mulutnya pas depan penisnya dan aku diminta
mengerjakan vaginanya dengan penisku. Saat menungging kelihatan buah
dada istriku menggantung bebas dan langsung saja ditangkap dengan kedua
tangan Lud dan terus diremas-remas. Istriku tanpa komando langsung
mencaplok penis Lud yang mulai agak tegang dan mempermainkannya dengan
mulut dan lidahnya. Lubang penisku dibuka-buka dengan ujung lidahnya dan
kadang-kadang dikocok naik turun dengan mulutnya sehingga Lud mengerang
nikmat. Aku sendiri langsung tegang keras dan terus kuhunjamkan maju
mundur ke vaginanya. Mendapat dua penis yang sekaligus mengisi lubang
atas dan bawah apalagi yang satu gede sekali istriku tampak bernafsu
sekali, nafasnya kelihatan terus memburu sedang vaginanya mulai keluar
santannya dan kental sekali. Kulihat istriku kadang-kadang tak menghisap
penis Lud tapi memepetkan buah dadanya kepenis Lud dan ditaruhnya di
belahan buah dadanya dan digosok-gosok dengan buah dadanya.

Melihat itu lalu kupegang pantat istriku dan langsung kugoyangkan maju
mundur sehingga sekaligus buah dadanya bisa menggosok-gosok penis Lud
dan vaginanya mengocok penisku. Praktis kami laki-laki berdua diam hanya
dengan goyangan pada pantatnya sudah membuat nikmat penis dua laki-laki
dan kulihat vaginanya makin banyak dengan santan kental yang berwarna
putih seperti susu. Aku bilang, "Waduuh Lud, santannya Hwa mulai keluar
dan kental sekali Lud". Langsung dia bilang, "Aku juga tegang banget
penisku disedot-sedot dan dipermainkan lubangnya oleh Hwa, ayo kita
ganti posisi." Temanku usul supaya istriku jangan capai sebab masih
terus akan dikerjakan semalam suntuk, maka istriku disuruh yang tidur
tapi pantatnya di ujung bawah kasur hingga kakinya bisa menapak ke
lantai. Temanku nanti akan menancapkan vaginanya dari bawah sambil
memegang dan membentangkan kaki istriku. Dan aku yang bertugas mengisi
mulut atas dengan penisku dengan jongkok tepat di atas buah dadanya
sehingga penisku tepat di hadapan mulutnya.

Penisku juga langsung dicaplok oleh Hwa yang sudah memuncak nafsunya,
baru beberapa saat Hwa melepas penisku dan mengaduh, "aachh.. Lud!" Aku
melongok ke belakang ternyata Lud masih sibuk mau memasukkan penisnya
sebab belum bisa masuk, yaah karena kelewat besar bendolan kepala
penisnya saat tegang banget itu kira-kira ada 5 cm diameternya. "Sulit
banget An masuknya coba kuberi minyak sedikit dulu", katanya. "Masak
toch padahal sudah kumasukan penisku dan sudah ada santannya lho",
sahutku. Lalu temanku ambil botol kecil isi minyak dan dioleskan kepala
penisnya dengan minyak lalu dia mengambil semacam longsong dari karet
dengan bagian dinding luarnya penuh bulu dari karet kira-kira panjangnya
1 cm. Longsong itu lebarnya kira-kira 10 cm.

Kemudian dipakaikan ke penisnya hingga batang penisnya sebagian tertutup
dengan longsong berbulu itu. "Ini supaya Hwa mendapat kenikmatan yang
lebih hebat. Mau coba ya Hwa?" katanya sambil ditunjukkan ke istriku
penisnya yang sudah gede dan panjang lagi hitam itu dilongsongi dengan
gelang karet putih berbulu itu sehingga benar-benar menakjubkan
kelihatannya. Istriku bilang, "Waah kayak apa rasanya nanti Lud, aku
belum bisa membayangkan. Tapi pokoknya habisi ya Lud air mani dan
santanku!"
"Oke" sahutnya. Lalu Lud mengangkat dan mementang lagi kaki istriku dan
ujung penisnya ditempelkan tepat di lubang vagina istriku yang mulai
menganga itu dan disentakkan ke dalam. "aacch.. Lud, masuk Lud penismu",
kata istriku. Memang kepala penisnya Lud sudah masuk lalu
digoyang-goyangkan keluar masuk pelan-pelan kepala penisnya supaya agak
terbiasa. "Waduh Lud, Pi, rasanya seret sekali bibir vaginaku bisa
merasakan bentuk penismu Lud", kata istriku sambil matanya terpejam dan
menggigit bibir. Setelah itu baru dimasukkan seluruh batang penisnya
yang tertutup gelang bulu itu pelan-pelan.

Setelah terbenam semuanya, istriku mendesis lagi, "Aduh Pi, penis Lud
mentok sampai dalam kepalanya rasanya menyodok mulut rahimku. Enaaknya
luar biasa dan gelinya juga hebat kena gelang bulu itu", dengan penis
tetap terbenam penuh Lud mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun
bergantian dengan kiri-kanan, sehingga penisnya menyapu seluruh dinding
vagina istriku. Tangan istriku mulai meremas kain sprei dan minta
penisku untuk dihisapnya. Penisku juga dipermainkan dengan lidah,
lubangnya dibuka-buka dengan lidah, enaknya luar biasa. Aku sambil
melihat ke belakang, kulihat penis Lud mulai digoyangkan keluar masuk
sehingga bulu karetnya menyentuh clit-nya juga dan terlihat bulunya
banyak santan istriku yang menempel. Setelah gampang masuk keluar
penisnya, maka kaki istriku disuruh membuka dengan telapak kakinya
manjat di pinggir kasur sehingga tangan Lud langsung meremas buah dada
yang ada di bawah pantatku.

Baru 3 menit jalan adegan ini, istriku sudah mengaduh, "Aah.. aah, aku
mau klimaks, Lud, Pi!" Benar juga sekejap lagi istriku tampak lemas
sehingga menghisapnya kendor dan Lud berkata, "Gila An, pijatan vagina
istrimu kuat sekali di penisku." Memang kalau klimaks istriku vaginanya
memijit penis dengan kuat dan nikmat rasanya. Setelah agak kuat, istriku
bilang, "Pi, Lud tolong semprotkan semua manimu ya, aku sudah pengin
hangatnya manimu sekalian." Aku tanya pada istriku, "Mi, gimana? Mami
nikmat dan puas keinginan Mami untuk merasakan 2 penis sekaligus
terlaksana?"
"Ya Pi, Mami puas banget dan memang enaknya dan grengnya luar biasa
sekaligus melihat, memegang dan menikmati 2 penis, apalagi ada yang
gede-gede. Mami jadi kepingin terus", sahutnya. Lalu Lud sudah mulai
menggenjot lagi vagina Hwa dengan penisnya dan penisku dihisap lagi
sambil dibantu dikocok dengan tangan. Setelah 5 menit lagi, istriku
mencapai klimaks lagi. Lalu temanku bilang, "Ayo An, sekarang kita
puaskan Hwa dengan semprotan mani secara berbarengan."

Lud mulai menggerakan lagi keluar masuk dan kadang memutar sehingga
istriku sering menggelinjang tubuhnya dan penisku mulai dihisap lagi
sambil kadang-kadang dikocok dengan tangan, sedang buah dada istriku
tetap menjadi bagian dari tangan Lud yang tak bosan-bosan
meremas-remasnya. Makin lama Lud semakin cepat dan semakin keras
menghunjamkan penisnya ke vagina Hwa dan mulai mendengus-dengus seperti
sapi. Melihat itu akan jadi memuncak nafsuku dengan penis terus dikocok
oleh istriku maka air maniku tak tertahan lagi, creet.. creet.. cret,
maniku menyemprot masuk ke mulut istriku. Karena seminggu tak bersetubuh
maka maniku banyak serta kental juga sehingga mulut istriku penuh dengan
mani yang putih seperti cendol itu. Lalu penisku kukeluarkan dari
mulutnya dan mani yang masih menetes dari lubang penisku
kugeser-geserkan ke bibir istriku dan langsung ditelan semua maniku.
Baru saja habis menelan maniku terdengar suara mengaduh dari temanku,
"Uuuh.. uuhh.. uuhh", sambil menekankan kuat-kuat penisnya yang terbenam
itu ke vagina istriku. Dan tiap kali Lud mengaduh istriku pun ikut
mengaduh, "aah Lud.. aahh Lud.. aah Lud." Jadi rupanya tiap kali
semprotan mani Lud terasa sekali nikmatnya oleh istriku. Aku lalu rebah
tidur sebelah istriku dan temanku juga langsung rebah menindih tubuh
istriku.

Walaupun dengan nafas yang masih memburu tangan temanku tetap masih
meremas buah dada Hwa. Kemudian tubuh Lud dipeluk erat oleh istriku dan
kakinya pun dilipatkan erat-erat ke pantat Lud dengan maksud agar
penisnya jangan buru-buru dicabut dari vaginanya. Kira-kira sampai 5
menit kita bertiga terdiam tanpa kata-kata hanya dengan nafas
tersengal-sengal, baru kemudian aku turun menuju kamar mandi untuk cuci
dan ternyata Lud dengan merangkul istriku juga ikut ke kamar mandi untuk
cuci bersama. Untuk mencuci penis-penis, istriku yang bertugas karena
kepunyaan Lud yang banyak belepotan santan dari mani istriku maka
penisnya yang dicuci dulu. Kulihat dari vagina Hwa meleleh sedikit mani
yang keluar ke pahanya dan kulihat bibir vaginanya memerah.

Istriku bilang, "Ya Pi bibir vaginaku merah? Itu gara-gara penis temanmu
itu toch yang seretnya bukan main mulai dari bibir vagina sampai dinding
dalam vagina seret terus, sehingga vaginaku bisa merasakan lekuk-lekuk
penis Lud."
"Tapi nikmat dan nikmat toch sayang?" balas Lud. Istriku tertawa tanda
setuju, sambil terus mencuci penis Lud dan kemudian penisku. Setelah itu
giliran istriku vaginanya mau dicuci oleh tamanku, istriku duduk di
closet dengan kaki terbuka lebar kemudian vaginanya dicuci dan jari
tengahnya dimasukkan pelan-pelan untuk mengambil mani yang menempel di
dalam dan ternyata ada sedikit dan ditunjukkan ke istriku. Istriku bilang,
"Wah Pi, maninya Lud ngendon dalam vaginaku nih sebab tadi semprotannya
banyak dan sampai tiga kali tapi yang keluar sedikit sekali. Mungkin
masuk ke rahim sebab dalam perutku masih terasa hangat dan saat nyemprot
ujung lubangnya benar-benar disodokkan sampai rasanya masuk lubang
rahimku. Gimana ya Pi?"
"Biarin saja lama-lama kan keluar sendiri, sekarang dikeluarkan percuma
nanti malam kamu kan masih akan disemprot lagi."
"Bukan malam ini saja mungkin sampai besok pagi akan kusemprotkan sampai
habis maniku ke vaginamu", sahut Lud. Istriku menjawab,
"Betul Lud, kamu biar kembali ke rumah dengan tempat yang kosong jadi
manimu 2 hari ini harus dihabiskan sampai tuntas."

Setelah selesai mencuci, kita bertiga dengan berbugil ria duduk di sofa
sambil makan kacang mete dan nonton TV. Temanku berkata,
"An, kamu beruntung sekali punya istri dia, walaupun sudah setengah baya
dan punya anak tapi buah dadanya masih berdiri menantang tidak jatuh,
juga perut dan pahanya mulus sekali tidak keriput, siapa yang tak tegang
terus lihat tubuh seindah ini. Apalagi hisapannya juga yahut, kalau jadi
istriku tiap hari bisa kusetubuhi minimum 2 kali! Istriku berbisik padaku,
"Sudah kesampaian keinginanku untuk melayani nafsu birahi 2 laki-laki
sekaligus dan ternyata memang tambah besar nafsunya serta nikmatnya pun
tambah. Oya Pi, malam ini aku tak tidur dengan Lud ya, aku akan melayani
Lud untuk menyalurkan nafsu sexnya sepuas-puasnya supaya tak kecewa
kalau balik ke Jakarta." Aku menjawab,
"Boleh saja, Lud malam ini Hwa biar melayani kamu supaya kamu bisa
melampiaskan semua nafsu binatangmu padanya."
"Memang sejak aku makan sate kambing, aku sudah minta supaya dia malam
ini dan besok pagi melayani nafsu binatangku", kata Lud.

Kemudian istriku minta tiduran, kepalanya di pangkuan Lud sedang pahanya
di pangkuanku sambil tangannya memegang-megang penis Lud lalu digosokan
ke pipinya dan diciuminya. Tangan Lud diletakkan di buah dada istriku
sambil mengusap, meremas dan kadang menunduk untuk mengecup bibir
istriku. Dia kalau mengecup sampai lama hingga istriku sampai sulit
bernapas dan minta dilepas kecupannya. Sedang bagianku adalah
mempermainkan clit-nya dan memasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya
dan penisku sambil digesek-gesek dengan betisnya. Lud kadang-kadang
memeluk tubuh istriku dan kemudian menciumi pipi dan mengecup kening dan
bibir istriku dan tangan istriku pun mengusap-usap dadanya yang berbulu
itu.

Kemudian Lud berkata padaku, "An, sebenarnya aku sudah lama tiap kali
bertemu dengan Hwa, aku kepingin menikmati tubuhnya dan malam ini jadi
kenyataan. Untuk itu malam ini istrimu kupinjam untuk menemani tidur
sebab aku akan melampiaskan seluruh nafsu binatangku pada Hwa dan
penisku akan kusimpan dalam vaginanya sepanjang malam. Aku akan
memberikan kenikmatan dan kepuasan yang tak terkira pada Hwa."
"Boleh Lud, malam ini istriku biar melayanimu agar kamu benar-benar
puas", sahutku.
"Tapi kalau nanti malam Papi butuh ya Papi ikut masuk saja sebab Mami
tetap akan melayani Papi juga malam ini, untuk itu nanti pintu kamarnya
biar terbuka saja jadi Papi dapat lihat dan dapat masuk ikut juga", kata
istriku. Setelah itu Lud bertanya pada istriku,
"Apakah kamu sudah fit lagi untuk main?" Istriku menjawab,
"Aku selalu siap setiap saat untuk melayanimu dan Papi. Malam ini aku
benar-benar sehat makin mendapat semprotan mani semakin sehat rasanya,
sebab manimu tadi yang keluar hanya sedikit lainnya masih berada di
dalam rasanya masih hangat di dalam perutku, Lud." Setelah itu Lud
berdiri sambil membopong istriku dibawa masuk ke kamar dan
ditidurkannya. Lud memanggilku untuk menemani istriku dulu karena dia
akan ke toilet dulu, kesempatan itu kupakai untuk mencium dan mengecup
bibirnya dan mengulangi pesanku,
"Mi jangan lupa kalau maninya lud disemprotkan ke dalam mulut hati-hati
jangan sampai tertelan dan jangan mau kalau penisnya dimasukkan ke dalam
lubang anusmu!"
"Iya Pi, akan kuingat terus pesan Papi", sahut istriku.
"Selamat menikmati penisnya Lud yang gede ya Mi, nanti Papi diberi
ceritanya ya!" kataku. Saat itu Lud sudah balik masuk kamar dan aku
duduk lagi di ruang TV sambil menonton juga mau menonton adegan
permainan Lud dengan istriku karena pintu kamarnya terbuka.

Lud naik ke tempat tidur dengan posisi di atas istriku, kemudian dadanya
yang penuh bulu digesek-gesekkan ke buah dada istriku sehingga istriku
menggelinjang kegelian dan terus digesekkan ke bawah yaitu perut, dan
vaginanya. Setelah itu Lud naik lagi lalu mulai menciumi kening hidung
dan pipi dari istriku lalu mencium telinga istriku dengan mengeluarkan
lidahnya untuk mengorek lubang telinga istriku sampai istriku meronta
karena geli dan tangan istriku segera meraih penisnya yang selama ini
menggelantung dan ujungnya menggesek-gesek paha istriku. Segera
dipijit-pijitnya penis Lud dan kadang-kadang dikocok juga serta kantung
buah pelirnya diremas-remas juga. Hal itu membuat Lud lebih ganas dia
segera mencucupi puting buah dada istriku sambil tangannya meremas-remas
buah dadanya dengan harapan ada air susu yang keluar.

Tapi walaupun buah dada istriku montok tak keluar air susunya kalau
diperas. Penisnya dipermainkan oleh istriku tampak tegang dan panjang
banget, lalu Lud mengambil posisi gaya 69, hingga mulutnya pas di vagina
dan penisnya tepat di wajah istriku. Keduanya yang langsung beraksi,
penisnya yang gede segera dijilati dan dilumat dengan lidah seluruh
bagian kepalanya yang nampak gempel besar itu sambil batang penisnya
dipijit terus oleh istriku dan dia terus mencucup clit dan lubang vagina
istriku. Kurang lebih 10 menit adegan ini lalu gantian Lud yang tidur
dan istriku yang duduk di atas penisnya tepat dengan vaginanya. Kepala
penisnya dimasukkan ke dalam vagina istriku lalu mulai diputar pantatnya
sehingga penisnya berputar dengan dipegang bibir vagina istriku sedang
tangan Lud tetap meremas buah dada istriku.

Kira-kira sudah 10 menit lewat mani Lud tetap belum menyemprot dan
istriku juga belum klimaks, lalu oleh istriku mulai digoyang naik turun
pantatnya kadang-kadang pelan kadang-kadang cepat sehingga penisnya
keluar masuk vagina seperti dikocok dengan vagina. Dengan posisi ini
baru 5 menit istriku klimaks dan dia diam terduduk di atas penis Lud
dengan vaginanya memijit penis. Setelah fit lagi digoyang lagi sampai
klimaks lagi istriku. Akhirnya istriku menarik Lud untuk duduk dan
istriku tetap duduk di penisnya dan kakinya diselonjorkan di antara
tubuh Lud. Lalu Lud yang ganti menggoyangkan pantat istriku maju mundur
sambil kadang-kadang istriku ditidurkan ke belakang dan Lud tetap
mendekapnya. Dalam waktu 15 menit dengan posisi ini istriku sudah
mengerang karena klimaks sampai 2 kali.

Puas dengan posisi ini ganti istriku ditelentangkan, lalu Lud menindih
istriku setelah penisnya dimasukkan semuanya ke vagina istriku, lalu
pantatnya digoyang memutar sehingga bulu kemaluannya menggesek clit dan
seluruh vagina istriku dan penisnya memutar di dalam lubang vagina
sehingga istriku menggelinjang lagi dengan tangannya menarik lepas
sprei. Sedangkan mau mengerang sulit, karena bibirnya dikecup kuat-kuat
oleh Lud. Yaah, menonton itu penisku jadi tegang terus sampai kemeng
rasanya, dan adegan ini berjalan cukup lama sampai kira-kira 10 menit
lebih. Dan dalam waktu 10 menit itu paling tidak istriku sudah mencapai
klimaks sampai 2 kali. Setelah itu kakinya yang kekar itu keduanya
ditumpangkan ke kedua kaki istriku yang ramping dan indah itu lalu
pantatnya digoyangkan naik turun hingga penisnya ikut juga. Dengan
posisi ini penisnya betul-betul kejepit dengan bibir vagina istriku
sehingga gesekannya betul-betul terasa di vagina istriku sampai istriku
berulang kali menelan air liurnya dan geleng-geleng kepala saat klimaks.

Lud minta ganti posisi lagi, sekarang dia agak mengangkat pantatnya dan
ganti istriku yang harus menggoyangkan pantatnya memutar hingga penis
Lud diputar dengan vagina istriku. Kira-kira 5 menit lewat masih belum
lepas juga maninya, padahal kalau aku yang diputar penisnya oleh istriku
5 menit langsung muncrat maniku, akhirnya malah istriku sendiri yang
klimaks lagi. "Aduuh Lud.. aduh Lud.. nikmatnya luar biasa aku sudah tak
kuat menahannya lagi semprotkan manimu Lud", pinta istriku. Baru
kemudian posisi istriku ditarik ke bawah sehingga pantatnya di pinggir
kasur, kemudian Lud turun dan kaki istriku diminta mentang lebar-lebar
dan diangkat tinggi lalu Lud menancapkan penisnya dari bawah dengan
sedikit membungkuk agar tangannya bisa meremas buah dadanya.

Lalu mulailah ditembaknya vagina istriku dengan penisnya, pertama mulai
pelan-pelan lalu tambah lama tambah keras dan cepat menembaknya sampai
tiap kali ditekan pantat istriku terpental naik. Untuk itu terpaksa
tangannya melepas buah dada istriku dan memegang pinggangnya supaya
kalau ditembak keras vaginanya, pantatnya tak naik tapi penisnya yang
deras menghunjam masuk menerobos sampai mulut rahim istriku. "Aduuh
Lud.. aduh Lud.. nikmat banget penismu Lud, tapi aku tak kuat menahan
nikmatnya Lud.., aku butuh manimu Lud dan penismu sudah makin hangat
Lud", teriak istriku. Akhirnya "Huuh", desis Lud dan "Crutt", maninya
muncrat, "Huuh", desis Lud lagi dan "Crutt", maninya muncrat lagi dan
setiap kali maninya muncrat istriku mengerang, "aach.. sseett!" Setelah
itu Lud tengkurap di tubuh istriku, "Lud tubuhku hangat rasanya kena
semprotan manimu", kata istriku. Kemudian tubuh istriku diangkat naik
dan Lud segera tidur di sebelahnya dengan memeluk istriku dan penisnya
yang masih tegang itu dimasukkan lagi ke dalam vagina istriku dan
kemudian kedua tubuh yang bugil itu diselimuti. Melihat itu walaupun
penisku tegang aku tak ikut masuk sebab kupikir istriku capai apalagi
vaginanya masih disumpal dengan penis Lud, jadi terpaksa aku masuk ke
kamar dan tidur.

Suatu saat aku terbangun, karena terasa penisku dipijit-pijit dan ketika
membuka mata ternyata istriku dengan masih dibopong di muka berpelukan
oleh Lud tangan istriku memijit-mijit penisku. Ketika aku bangun,
istriku bilang, "Ayo Pi jangan tidur saja Mami mau disemprot Mani lagi
berdua berbarengan." Eeeh, ternyata pikiranku tadi meleset, kukira
istriku yang lemah lembut itu sudah capai tadi ternyata masih ingin
dikerjain berdua lagi. Aku lihat ternyata vagina istriku tetap
didongkrak dengan penis Lud, jam saat itu sudah jam 1 tengah malam jadi
aku sudah tidur dua jam. Kemudian istriku ditidurkan di bawahku dan
langsung Lud mulai menembak vagina istriku dengan penisnya yang gede itu
dan aku terpaksa bangun mendekatkan penisku ke mulut istriku untuk
dihisap. Penisku terus dijilati disedot lubangnya sambil kantong penisku
diremas-remas dan rambut bawah kantong penisku ditarik-tarik juga
pinggiran lubang anusku dielus-elus dengan jarinya hingga aku terus
bernafsu dan tegang lagi.

Memang kalau kita main bertiga ini tambah terangsang demikian juga Lud
yang menembakkan penisnya semakin seru dan nafasnya mulai ngos-ngosan
dan crot.. crot.. crot, maninya muncrat ke dalam vagina istriku, kulihat
itu tak tahan juga langsung maniku kulepaskan juga dan memenuhi mulut
istriku dan setelah ditelan mulutnya dibuka ditunjukan padaku kalau
maniku sudah habis masuk. Dan Lud pun lalu menelungkup di atas istriku
untuk istirahat, tapi mulutnya masih sempat menghisap-hisap pentil
istriku. Lalu dia bilang,
"Waah Pi, mani Lud rupanya masuk terus ke dalam rahimku sebab tiap
nyemprot tak pernah keluar lagi, apa karena vaginaku disumpal terus
dengan penisnya Lud ya Pi? sebab biasanya kalau punya Papi paling 1 jam
sudah mengalir keluar lagi walaupun nyemprotnya keras banget." Belum
sempat kujawab, Lud bilang,
"Gila, istrimu itu minta disumpal terus vaginanya, pokoknya penisku
malam ini tak boleh lepas dari vaginanya."
"Nggak Pi, Lud yang minta dulu supaya penisnya dipendam semalam suntuk
dalam vaginaku, dan aku setuju", jawab istriku.

"Penisnya terasa hangat terus di vaginaku, dan kalau mulai tegang terasa
mulai goyang-goyang dan semakin keras yang menyodok-nyodoknya Pi, kalau
tidur walaupun sudah tidur pula penisnya tetapi kepala penisnya tetap
nyantol di bibir vaginaku jadi tak mau lepas seperti Papi punya biasanya
lepas sendiri kalau tidur." kata istriku. Setelah fit kembali istriku
dibopong lagi dengan masih disodok vaginanya dengan penisnya dan dibawa
balik ke kamar depan dan aku pun tertidur lagi karena mengantuk. Seperti
biasa aku selalu bangun jam 4.30 pagi selain kebiasaan kadang-kadang
penisku tegang sendiri jam-jam itu. Pagi itu penisku juga tegang lalu
aku bangun dengan maksud mau naiki istriku, kumasuk ke kamarnya ternyata
istriku masih tidur berpelukan dengan Lud dengan tubuh diselimuti. Aku
mencoba mendekati kepala istriku dan kubelai-belai pipinya dan istriku
terbangun.
Aku bilang, "Penisku tegang nih, yo tak semprotkan ke vaginamu."
Istriku berbisik, "Aduuh Pi, penis Lud masih menancap terus dalam
vaginaku kalau tak ditarik tak bisa lepas sebab nyantol kepalanya, Papie
tak hisap saja ya penisnya?"
"Oke", sahutku.
Lalu istriku menengadah dan kudekatkan penisku supaya bisa masuk ke
mulutnya, lalu kukocok sendiri penisku dan kugosok-gosokkan kepalanya ke
bibirnya dan kadang-kadang kumasukkan dalam-dalam ke mulutnya. Karena
sudah cukup lama tegangnya tak lama hanya 5 menit maniku sudah muncrat
lagi ke dalam mulut istriku dan kemudian seluruh bagian kepala penisku
dijilati untuk membersihkan maniku dan setelah itu baru ditelan semua
maniku. Aku bertanya,
"Mami tidak nelan maninya Lud toch dan tak dimasuki lubang anusnya juga
ya?"
"Tidak Pi, semua maninya Lud masuk ke dalam vaginaku dan sampai sekarang
belum keluar sehingga rasanya ada sesuatu barang dalam perut yang
hangat! Lalu Lud hanya mencabut penisnya kalau minta dihisap setelah itu
dimasukkan kembali ke vaginaku", jawab istriku.

Kukecup bibirnya dan kubisiki, "Baik-baik ya Mi, semoga dapat kenikmatan
lagi!" Lalu aku keluar kamar dan tiduran lagi. Aku terbangun lagi pukul
6 pagi langsung kupergi mandi dan kemudian duduk di sofa menonton TV.
Ternyata istriku baru saja diajak bersetubuh lagi oleh Lud, karena baru
saja berada di atas istriku kemudian tidur lagi dengan berangkulan lagi.
Karena bosan lihat TV lalu kupergi keluar untuk lihat pemadangan alam
dan jalan-jalan di taman. Kira-kira sejam kemudian aku balik ke motel
dan kulihat kamarnya sudah kosong, rupanya mereka mandi berdua. Aku
masuk ke kamar dan melihat di tempat tidur ada gelang karet berbulu yang
dipakai dan ada cincin dari bulu buntut kuda. Aku nonton TV lagi,
rupanya lama sekali mereka mandi. Kucoba mendekat ke pintu kamar mandi
dan menempelkan kupingku di pintu, oh ternyata mereka main lagi dalam
kamar mandi sebab terdengar rintihan istriku, "Aduuh Lud.. aduuh Lud..
enaknya penismu Lud, nikmat banget Lud rasanya." Kemudian suaranya Lud,
"aach.. Hwa, vaginamu juga nikmat, aku kangen terus dengan vagina dan
payudaramu yang kenyal ini Hwa!"

Aku balik nonton TV lagi jadinya, kira-kira 30 menit lagi mereka keluar
dari kamar mandi dengan masing-masing berbalut handuk tubuhnya dan
sekarang sudah pisah tidak nyantol lagi penisnya di vagina istriku.
Mereka masuk ke kamar dan ganti pakaian, kulihat istriku pakai celana
dalam mini warna merah dan pakai bra mini warna merah juga, lalu pakai
rok bawah mini hitam dan kaos strip hitam putih tapi pendek jadi hanya
sampai bawah bra saja, jadi perutnya yang langsing putih agak kelihatan
dari luar. Melihat istriku pakai kaos agak ketat, Lud bilang, "Hwa, kamu
jangan pakai bra saja lebih bagus karena kaosmu ketat." Istriku pertama
menolak, "aah katanya mau keluar makan dan nanti mau pulang segala nggak
enak kalau tak pakai BH." Lud bilang, "Kita kan hanya makan di restoran
sini saja sebelum pulang, sebab nanti aku masih mau main lagi Hwa." Jadi
terpaksa istriku menurut dengan melepas lagi BH mininya. Eeehh, ternyata
betul juga pendapat Lud, sebab tanpa BH pun ternyata buah dada istriku
tetap tegak menantang hanya bedanya putingnya agak nampak jelas dari
kaosnya dan kalau jalan kelihatan sedikit bergoyang-goyang buah dadanya.

Setelah semua siap kami pergi makan ke restoran hotel pukul 8.15, di
sana kita lihat ada 2 pasangan lagi rupanya juga bermalam di hotel itu
sebab yang cewek ada yang masih pakai pakaian tidur segala. Selesai
makan kita jalan-jalan di taman sebentar sambil ngobrol-ngobrol lalu
balik ke motel dan duduk untuk nonton TV. Baru beberapa menit perutku
terasa sakit, terpaksa aku ke kamar mandi untuk buang air besar. Selesai
buang air besar aku mau menonton TV lagi, ternyata mereka berdua sudah
tak ada dan masuk ke kamar lagi. Aku melihat istriku sudah tak
mengenakan kaos lagi tapi sedang memakai BH mininya, sedang Lud sedang
melepas celana dan kemudian bajunya lalu dia menarik istriku dan
ditidurkannya ke ranjang lalu ditindihnya lagi istriku, yaah rupanya mau
main lagi mereka. Ternyata benar, rok mini istriku dilepas lalu CD
mininya disingkap ke pinggir pangkal paha lalu penisnya dikeluarkan dari
CD-nya dan dimasukkan ke vaginanya istriku. Jadi Lud main dengan masih
pakai CD dan istriku pakai BH dan CD mini. Karena branya mini, otomatis
payudara istriku mencuat keluar ketika terkena remasan tangan Lud sambil
pantatnya terus menggenjot naik turun dengan cepatnya. Kira-kira hampir
10 menit terdengar istriku berteriak, "Aduuh Lud, hangatnya manimu,
lepaskan semua manimu Lud!" karena sebelumnya istriku cuma mendesis
terus kenikmatan. Nampak sesaat lagi Lud jatuh menelungkup di atas istriku.

Karena sudah hampir jam 10 kubangunkan mereka, sebab Lud harus berangkat
pulang dengan pesawat jam 11.00. Kuselesaikan semua rekening hotel
sementara mereka berpakaian lagi. Kita langsung menuju airport tepat
sampai airport pk 10.30. Lalu kita ngomong sebentar dan Lud usul, "Kalau
lain kali kita main berempat dengan istriku, bagaimana?" Pertama istriku
keberatan sebab aku tak boleh main dengan wanita lain. Tapi Lud
menjelaskan kalau wanita itu adalah keponakannya sendiri yang kerja jadi
sekretarinya dan kadang-kadang melayani tamu-tamunya yang membutuhkan
hiburan. Jadi pasti bersih dan usianya masih muda baru 19 tahun, cukup
seksi hanya buah dadanya agak sedikit lebih kecil dari istriku. Kalau
istri dia pasti kurang ramai karena agak kerempeng dan tidak ceria, jadi
aku dikhawatirkan tak bisa tegang. "Jadi bisa ramai Hwa, kita main 2
pasang dalam satu kamar pasti hot", kata Lud.

Akhirnya istriku setuju kapan-kapan main berempat, tiba-tiba istriku
pergi lari-lari ke kamar mandi. Setelah pulang dari kamar mandi, aku
bertanya, "Ada apa?" Dia menjawab sambil menunjukkan CD mininya yang
digenggam. "Waah, maninya Lud mulai keluar, CD-ku sampai basah dan
lengket jadi tak nikmat dipakai. Mungkin rokku juga basah belakangnya."
Ternyata betul bagian bawah vaginanya basah, karena Lud sudah hampir
check in lalu kami berdua langsung pamit pulang dulu setelah dikecup
bibirnya oleh Lud. Kami segera menuju mobil dan jok tempat istriku duduk
dilembari dengan kertas koran, hampir sampai di rumah istriku mengeluh
lagi, "Aduh Pi, maninya keluar lagi rasanya basah dan lengket semua
pahaku. Cepat dikit Pi!" Kukebut terus dan sampai di rumah mobil
kuparkir di tepi jalan dan istriku turun lalu menekan bel, setelah
dibuka oleh pembantuku dan segera istriku masuk ke kamar utama kita dan
masuk ke kamar mandi dalam tanpa ditutup pintunya. Karena anakku sedang
tidur di kamarnya, aku langsung masuk ke kamar utamaku, kulihat istriku
lagi melepas rok mininya lalu duduk di closet.

Melihat aku datang, istriku bilang, "Papi sini lho, lihat Pi pahaku kena
cendol maninya Lud dan itu keluar terus banyak." Kulihat paha istriku
dan bulu kemaluannya basah kena mani dan dari lubang vaginanya keluar
jatuh mani Lud yang seperti cendol itu. Melihat itu aku malah jadi
nafsu, penisku jadi tegang, terpaksa aku melepas semua pakaianku. "Papi
pasti tegang toch kalau lihat vaginaku belepotan mani begini", kata
istriku sambil mulai memegang penisku. Lalu kutarik lepas kaos istriku.
"BH-nya jangan dulu ya supaya Papi lebih terangsang kalau Papi mainan
payudara Mami!" kata istriku. Istriku bilang kalau tadi malam sampai
pagi tadi dia disemprot mani Lud sampai 7 kali, yaitu jam 8 malam saat
bareng dengan saya, jam 11 malam saat main saya nonton TV, jam 1 tengah
malam waktu main di kamar saya, jam 3 fajar waktu penis Lud tegang
sendiri, jam 6 pagi sehabis saya nyemprot ke mulutnya, jam 8 pagi saat
di dalam kamar mandi dan jam 10 pagi waktu mau pulang. "Hebatnya Lud itu
sejak dari awal sampai yang terakhir semprotannya keras terus dan kental
serta hangatnya dan banyaknya sama, maka dari itu rasanya penuh dalam
perutku tadi sampai suatu saat kutekan perutku dan mulai keluar terus
maninya", kata istriku. "Mi, kalau sudah habis cuci dulu vaginanya, aku
sudah nggak tahan nih."

Istriku buru-buru mencucinya dan mengeringkan dengan handuk, lalu
kuangkat dia dan kuletakkan di atas tempat tidur. Tanpa tunggu
macam-macam aku segera menaiki istriku dan kutancapkan penisku ke
vaginanya. "Wah Mi, vaginamu masih seret juga buat penisku, kukira jadi
longgar kemasukkan penis gedenya Lud", kataku. Istriku lalu cerita,
"Waktu penis Lud ditanam semalam suntuk dalam vaginaku, begitu mulai
kurang tegangnya vaginaku kumulai renggangkan sehingga sampai kepalanya
saja yang nyantol di bibir vaginaku dengan maksud supaya jangan sampai
longgar liangnya. Apalagi Lud selalu pakai cincin bulu kuda itu kalau di
dalam banget geli rasanya kalau goyang sedikit, kalau di luar kurang
geli sebab yang kena cuma bibir vagina saja. Kalau mainnya Papi dan Lud
sama saja, hanya Lud kalau sudah nafsu banget agak kasar mainnya, lain
dengan Papi tetap semangat tapi mesra. Hanya Papi punya kalah besar dan
panjangnya saja, tapi Mami mau belikan alat yang bisa buat memperbesar
dan memperpanjang penis, tiap pagi nanti Mami yang melakukannya supaya
punya Papi bisa jadi panjang dan besar. Memang saat Lud mau menyemprot,
Mami selalu tekan pantat Mami ke atas supaya penisnya bisa amblas masuk
semua sebab kalau nyemprotnya di dalam rasanya hangat, nikmat dan
nikmat. Papi punya kalau nyemprotnya keras dan kebetulan maninya agak
encer juga bisa langsung kena mulut rahimku jadi hangatnya nikmat Pi."

"Pi ini lho selain leher buah dadaku juga dicupang oleh Lud, tapi nanti
Mami gosok dengan minyak kayu putih supaya cepat hilang", kata istiku
sambil melihatkan buah dadanya yang dicupang.

Mendengar cerita istriku itu aku semakin menggebu mengangkat turunnya
pantat dan segera hak BH istriku yang terletak di bagian depan itu
kubuka hingga buah dadanya yang semakin kencang itu tak tertutup lagi
yang sebelah kuremas dan yang sebelah kukecupi dan kugigit-gigit
putingnya. "Aduuh Pi, nikmat banget Pi, aku sudah kangen dengan penisnya
Papi sejak Papi minta tadi malam, masih seret ya Pi, aku masih merasakan
seret gesekan penisnya Papi. Pi mau keluar ya? kok sudah anget banget
penisnya?" tanya istriku. Benar juga tak lama lagi creett.. creett,
maniku menyemprot. "Waah.. maninya Papi nyemprot ke dalam, sebab
semprotannya keras tapi agak encer. Bisa jadi satu dengan Lud punya
nih!" kata istriku. Karena capai kami berdua tiduran tapi akhirnya
tertidur juga.
cerita 17 tahun, cerita dewasa, cerita, cerita sex, cerita seks, cerita cerita seks, cerita panas, koleksi cerita seks, cerita seru, cerita lucah, indonesia cerita dewasa, cerita sedap, cerita perkosaan, cerita sex melayu, cerita seks melayu, cerita porn, cerita lucu, cerita cerita tentang seks, cerita seks malaysia, koleksi cerita lucah, cerita melayu, cerita cipap, cerita pantat, kumpulan cerita seks melayu, cerita 17 tahun, 17 tahun, 17 tahun gadis telanjang, gadis 17 tahun